Begitu banyak di antara kaum muslimin yang melakukan diet dengan cara mengurangi makan makanan yang mengandung asupan karbohidrat, menjauhi makanan olahan, bahkan terkadang ada yang tidak makan nasi sama sekali kecuali makanan ringan saja.
Adapun gaya diet yang dilakukan oleh kaum muslimin sekarang ini mirip dengan gaya diet yang dilakukan oleh orang-orang barat untuk mengurangi berat badannya. Padahal, cara ini tidaklah dianjurkan untuk umat Islam karena ada cara yang lebih bagus daripada itu dan jauh lebih sehat. Bagaimana cara diet ala Islam? Yaitu dengan cara berpuasa. Inilah cara yang bagus bagi setiap muslim untuk mengurangi berat badannya.
Tapi, apakah boleh berniat puasa kemudian dia berniat untuk diet juga?
Imam As-Suyuthi rohimahullah berkata di dalam kitabnya Al-Asbah wa An-Nadzoir :
لَوْ نَوَى الْوُضُوء أَوْ الْغُسْل وَالتَّبَرُّد، فَفِي وَجْه لَا يَصِحّ لِلتَّشْرِيكِ ; وَالْأَصَحّ الصِّحَّة ; لِأَنَّ التَّبَرُّد حَاصِل: قَصَدَهُ أَمْ لَا
Jika ada orang yang berniat wudhu atau mandi besar untuk mendinginkan badan, maka menurut salah satu pendapat ulama (mazhab Syafi’i), wudhunya tidak sah karena digabungkan dengan niat yang lain. dan pendapat yang lebih kuat, wudhunya sah. Karena mendinginkan badan bisa menghasilkan sesuatu yang berbeda, sengaja atau tidak. (Al-Asbah wa An-Nadzoir, jilid 1 halaman 20).
Kemudian beliau melanjutkan :
وَمِنْهَا: مَا لَوْ نَوَى الصَّوْم، أَوْ الْحَمِيَّة أَوْ التَّدَاوِي، وَفِيهِ الْخِلَاف الْمَذْكُور.
Begitu juga jika ada orang yang berniat puasa diiringi niat menjaga kesehatan atau untuk pengobatan, maka dalam hal ini ada perselisihan seperti yang telah disinggung. (Al-Asbah wa An-Nadzoir, jilid 1 halaman 20).
Kesimpulan dari perkataan ulama di atas adalah :
1. Jika dia menggabungkan niatnya karena Allah dan juga untuk mendapatkan yang lainnya, seperti misalnya dia berpuasa dengan berniat karena Allah dan untuk tujuan diet, maka satu pendapat dalam mazhab Syafi’i mengatakan amalannya tidak sah.
2. Jika misalnya dia berniat semata-mata karena Allah, tapi selain itu dia menginginkan yang lain juga, artinya tidak menjadikan keinginannya tersebut tujuan utama dari berpuasa, maka hal ini diperbolehkan. Karena tujuan utamanya berniat karena Allah, Adapun menginginkan diet bukan dijadikan tujuan utama berpuasa.
Maka dari itu, jika seseorang hendak berpuasa, maka murnikan niat hanya karena Allah. Adapun jika misalnya jika dengan berpuasa bisa mengurangi berat badan, itu merupakan bonus saja, bukan dijadikan tujuan utama dalam berpuasa.
Begitu juga, jika tujuan utama dia berpuasa semata-mata hanya untuk diet saja, maka puasanya tidak sah sama sekali, karena ini murni karena dunia, bukan karena Allah.
Allah berfirman :
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. (QS. Hud : 15).
Oleh karnanya, seorang muslim tidak boleh berniat puasa dengan semata-mata untuk tujuan duniawi, karena hal itu dilarang di dalam Islam. Apalagi diet dengan cara tidak makan makanan ini dan itu. Daripada diet dan banyak makanan yang tidak dimakan, lebih baik berpuasa sekalian. Selain mendapatkan pahala, badannya juga akan sehat inysaAllah. Akan tetapi dia berpuasa semata-mata berniat kepada Allah, Adapun jika badannya sehat dan berat badannya turun, maka itu hanya bonus saja. Tapi tetap tujuannya utamanya adalah karena Allah, bukan dicampur dengan niat lainnya. Boleh berharap yang lain, namun bukan dijadikan tujuan utama dia melakukan puasa.
Kesimpulan :
1. Berpuasa semata-mata untuk diet dilarang di dalam Islam dan dia tidak akan mendapatkan pahala.
2. Niat puasa hanya karena Allah, apabila mengharapkan urusan dunia, maka boleh, asalkan bukan dijadikan tujuan utama.
3. Berpuasa itu tujuannya untuk beribadah kepada Allah, Adapun keuntungan dunia hanya hasil dari melakukan ibadah tersebut. Seperti dia berniat puasa karena Allah dan tujuan utamanya untuk beribadah kepada Allah, dan dia mendapatkan hasil lainnya juga menyangkut dunia, yaitu badannya sehat misalnya dan berat badannya turun. Urusan akhirat tidak usah dicampur dengan urusan duniawi, karena ketika niatnya karena Allah, otomatis manfaat duniawinya mengikut. Seperti yang dikatakan di atas, dia berpuasa dengan niat karena Allah, urusan dunia pun mengikut, badannya sehat dan berat badannya menurun. Urusan dunia mengikut dengan sendirinya, jadi tidak usah dijadikan tujuan utama ketika berniat melakukan amalan apapun kepada Allah.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi