Meluruskan Pernyataan : Yang Haram Saja Susah Dicari Apalagi Yang Halal?

Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sa sallam telah mengabarkan sejak 1400 tahun yang lalu tentang kejadian-kejadian di akhir zaman, salah satunya adalah mengenai keadaan manusia yang tidak lagi mempedulikan hartanya didapat dari cara apapun. Maka dari itu ada sebuah pernyataan yang terkenal di tengah-tengah masyarakat : “Yang Haram Saja Susah Dicari Apalagi Yang Haram”. Ini adalah pernyetaan yang menyesatkan, karena banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencari harta yang haram.

Kejadian seperti ini sudah dikabarkan oleh baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan apa yang dikabarkan oleh baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terjadi pada saat ini.

Dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ، لاَ يُبَالِي المَرْءُ بِمَا أَخَذَ المَالَ، أَمِنْ حَلاَلٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ

Akan datang pada umat manusia suatu masa, di mana mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram. (HR. Bukhari, hadist no. 2083).

Dari Jabir bin Abdillah rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ، فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا، فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ، خُذُوا مَا حَلَّ، وَدَعُوا مَا حَرُمَ

Wahai umat manusia, bertakwalah kalian kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga dia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan yang halal dalam mencari rezeki dan tinggalkan jalan yang haram. (HR. Ibnu Majah, hadist no. 2144).

Untuk itu, seorang muslim haram mencari jalan rezeki dari cara yang tidak dibenarkan syari’at Islam seperti menipu, mencuri, korupsi, merampok dan segala hal yang dilarang di dalam Islam. Berusaha mencari rezeki yang halal walaupun hasilnya tidak besar, tapi setidaknya ada keberkahan dari rezeki halal yang dia dapatkan tersebut. Daripada dapat harta yang banyak dan melimpah, tapi di dapat dari cara yang haram, seperti menipu, mencuri, korupsi, merampok atau hal-hal lainnya yang diharamkan di dalam Islam, dan harta yang didapat dari cara yang haram tidak akan barokah, sebab didapat dari cara yang tidak diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dari Abu Barzah Al-Aslamy rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلاَهُ

Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang 4 perkara :

1. Tentang umurnya dihabiskan untuk apa.

2. Tentang ilmunya digunakan untuk apa, diamalkan atau tidak.

3. Tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan.

4. Tentang tubuhnya, lelahnya untuk apa. (HR. At-Tirmidzi, hadist no. 2417).

Imam At-Tirmidzi rohimahullah mengomentari hadist di atas di dalam kitabnya Sunan At-Tirmidzi :

هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Hadist ini Hasan Shahih. (Sunan At-Tirmidzi, jilid 4 halaman 190).

Maka dari itu carilah rezeki dari cara yang halal, karena jika seorang muslim mencari rezeki dari cara yang haram, kelak akan dia pertanggungjawabkan di hadapan Allah. Memang terkadang orang-orang yang mencari rezeki dari cara yang haram, mereka aman di dunia, tapi mereka tidak akan bisa luput dari pertanyaan Allah kepadanya dan mereka akan  mempertanggungjawabkan perbuatan mereka tersebut.

Berapapun banyaknya harta yang diperoleh dari cara yang haram, harta tersebut tidak akan ada barokahnya. Berbeda dengan harta yang didapat dari cara yang halal, biar sedikit, tapi penuh dengan keberkahan yang Allah berikan di dalamnya, sebab didapat dari cara yang halal.

Ketahuilah, bahwa salah satu tertolaknya do’a seorang muslim adalah rezeki yang dia peroleh didapat dari cara yang haram. Dia berdo’a kepada Allah siang malam dan tidak dikabulkan Allah, dan kemudian dia pertanyakan kenapa Allah tidak mengabulkan do’anya. Bagaimana mungkin do’anya dikabulkan Allah sementara harta yang dia peroleh dari cara yang haram.

Dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ، فَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا، إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ} [المؤمنون: 51] وَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} [البقرة: 172] ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya : “Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Dan Allah juga berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a : “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?. (HR. Muslim, hadist no. 1015).

Oleh sebab itu carilah rezeki dari cara yang halal biarpun yang didapat sedikit, tidak mengapa asalkan barokah, dan jangan pernah mencari rezeki dengan cara yang haram karena cara seperti ini haram hukumnya dan di akhirat kelak dia tidak akan luput dari pertanyaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semoga bermanfaat.

Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *