Pada hakekatnya, setiap manusia yang beriman kepada hari akhir, senantiasa mendambakan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia serta keselamatan hidup nanti diakhirat. Dalam ajaran Islam, untuk meraih hal semacam itu sangat mudah, asalkan manusia mempunyai kemauan yang keras untuk meraihnya, serta menjaga keimanannya kepada Allah swt. Al-Qur’an mengajarkan :
قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”(QS. Ali Imran : 64)
Dari ayat yang tertera diatas, kita mendapatkan tiga macam bentuk kemusyrikan, yaitu :
- Penyembahan selain Allah swt.
Penyembahan selain Allah swt, dapat kita jumpai pada penyembahan berhala, arca (patung), pohon-pohon rindang, jimat, senjata tajam (keris, tombak dan lain-lain) yang dikeramatkan. Syirik model seperti ini akan selalu ada sampai akhir zaman.
- Menyekutukan sesuatu dengan Allah swt, yaitu dengan meyakini bahwa benda atau manusia mempunyai sifat-sifat ketuhanan.
Mempercayai bahwa ada tiga unsur ketuhanan, Tuhan bapak, Tuhan anak dan Roh Qudus, seperti yang diajarkan dalam agama Nashrani, termasuk bentuk syirik yang kedua ini. Sabda Nabi Muhammad saw menjelaskan lebi jauh :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : لَمَّا نَزَلَتْ (الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ ) شَقَّ ذَلِكَ عَلَى أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالُوا أَيُّنَا لَا يَظْلِمُ نَفْسَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ هُوَ كَمَا تَظُنُّونَ إِنَّمَا هُوَ كَمَا قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ (يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (
Diriwayatkan daripada Abdullah bin Mas’ud ra katanya: Ketika turunnya QS al-An’am: 82 ( الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ Yang bermaksud: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezaliman iaitu syirik. Hal ini membuatkan para Sahabat Rasulullah s.a.w susah hati, lalu mereka berkata: Siapakah di antara kita yang tidak menganiyai dirinya sendiri iaitu berbuat zalim? Rasulullah s.a.w bersabda: Itu tidak seperti yang kamu duga, tetapi ia seperti yang dikatakan oleh Lukman kepada anaknya di dalam al-Quran ( يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ) Yang bermaksud: Wahai anak kesayanganku, janganlah kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, sesungguhnya perbuatan syirik itu adalah satu kezaliman yang besar (HR. Bukhari-Muslim).
- Menjadikan orang lain (para penguasa, pemimpin dan lain-lain) sebagai Tuhan mereka .
Pengertian dari “menjadikan orang lain sebagai Tuhan mereka” dijelaskan lebih lanjut oleh Allah swt dalam firman-Nya :
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan (QS. At-Taubah : 31)
Pada suatu hari ‘Adiyy bin Hatim (ketika itu ia masih beragama Nashrani) datang menemui Nabi Muhammad saw, yang ketika itu Nabi Muhammad sedang membaca ayat tersebut diatas, lalu ‘Adiiy bin Hatim mengatakan bahwa mereka (orang Yahudi dan Nashrani) tidak menyembah ahli agama mereka. Lalu Rasulallah saw menjawab :
“Bahkan mereka menyembah ahli agama mereka. Bukankah banyak hal-hal yang halal mereka haramkan dan hal-hal yang haram meraka halalkan, dan orang-orang Yahudi dan Nashrani mengikutinya. Itulah penyembahan mereka terhadap ahli agama mereka” (HR.Ahmad dan Turmudzi dari ‘Adiyy bin Hatim)
Dilain hadits terdapat riwayat yang berbunyi :
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ
Diriwayatkan daripada Ubadah bin As-Somit r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Sesiapa yang mengucap Dua Kalimah Syahadat iaitu: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ dan bersaksi bahawa Nabi Isa adalah hamba Allah, anak hambanya dan kalimah Allah iaitu Nabi Isa a.s dijadikan oleh Allah tidak berbapa hanya dengan kalimah KUN yang bererti jadilah engkau maka jadilah dia yang disampaikan kepada Mariam dan juga tiupan roh daripadaNya, serta bersaksi bahawa balasan Syurga adalah pasti begitu juga balasan Neraka adalah pasti di mana Allah akan memasukkan mereka yang dikehendaki ke dalam Syurga melalui salah satu dari lapan pintu Syurga sebagaimana yang dikehendakinya (HR. Bukhari-Muslim).
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام فَبَشَّرَنِي أَنَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِكَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ قُلْتُ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ قَالَ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ
Dari Abu Zar ra katanya: Nabi saw bersabda: Jibril as telah mendatangi aku lalu memberitahu berita gembira, iaitu sesiapa yang mati di kalangan umatku dalam keadaan tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu, nescaya dia akan dimasukkan ke dalam Syurga. Aku bertanya: Walaupun dia berzina dan mencuri? Rasulullah bersabda: Walaupun dia berzina dan mencuri (HR. Bukhari-Muslim).
Terdapat juga syirik dalam bentuk lainnya, yaitu yang telah difirmankan oleh Allah swt :
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?(QS. Al-Furqaan : 43)
Dalam ayat tersebut, orang yang mengikuti hawa nafsunya, juga akan terjebak kedalam kemusyrikan, walaupun bentuk syiriknya tidak seberat sebelumnya.
Dari uraian singkat ini, dapatlah kita menarik pelajaran :
- Iman akan menentukan seseorang hidup bahagia dan selamat dunia sampai dengan akhirat.
- Setiap orang beriman tidak diperbolehkan sekali-kali merasa aman dari bahaya kemusyrikan, sebab syetan akan selalu memperdaya manusia agar menjadi musyrik dengan segala bentuknya.
- Syirik adalah dosa yang sangat di murkai oleh allah swt.