BENTUK KELUARGA SAKINAH DALAM BALUTAN SAFARI DA’WAH

            Bayt Al Fath terus berproses untuk meningkatkan kualitas kekeluargaan dan juga para asatidz-asatidzah nya dengan segala dinamikanya. Kulla Yaumin Huwa fii Sya’nin. Seperti itulah kutipan ayat Al-Qur’an yang tepat untuk menggambarkan kegiatan Bayt Al Fath yang tak pernah padam. Seusai diselenggarakannya kegiatan NGASO pada Jum’at (19/01/2024) malam, pada Sabtu (20/01/2024), diadakan konsolidasi internal keluarga besar Bayt Al Fath dengan mengadakan kajian keluarga bertajuk “Safari Da’wah: Merajut Cinta Keluarga Rasulullah”. Safari Da’wah yang bertempat di kediaman Ustadzah Aila (Guru Pengajar Day Care Bayt Al Fath) tersebut memberikan kesan yang inspiratif terkhusus bagi mereka yang belum berkeluarga untuk segera menemukan pelabuhan akhir hatinya untuk bersandar

            Berlangsungnya acara selama 2 jam yang dimulai pukul 10:00 tersebut memberikan banyak poin-poin pentingnya merajut cinta keluarga berasaskan ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an maupun Hadis Rasulullah SAW. Ustadz Dr. Eko Asmanto, M.A. selaku Direktur Yayasan Bayt Al Fath memberikan paparan-paparan tentang kehidupan keluarga yang sakinah dengan memahami konsep fungsi (Istifadah) dari Ayat 24 pada Surat Ar-Ruum. An Khalaqa Lakum Azwajan Litaskunuu Ilaiha dan juga Wa Ja’ala baynakum mawaddatan wa rahmah. Kalimat Khalaqa yang memiliki arti menciptakan pada potongan pertama dari ayat tersebut memiliki istifadah bahwa Kuasa Allah mutlak dalam menentukan jodoh seseorang sesuai yang tertulis dalam taqdir lauhil mahfudz-Nya. Selanjutnya, pada potongan ayat yang kedua ja’ala yang juga memiliki arti membuat atau menciptakan, mempunyai istifadah adanya usaha atau fi’liyyah manusia untuk mewujudkan pasangan yang tumbuh dalam keharmonisan dan rahmat-Nya.

            Dalam poin-poin lainnya, beliau menyampaikan bahwa Surganya istri terletak pada keridhoaan suaminya, selama sang suami tidak bermaksiat kepada Allah. Beliau juga ikut menambah motivasi mengenai ke-Bayt Al Fath-an. Menurut beliau, orang besar, adalah mereka yang selalu berpikir besar, dan berbuat besar. “Orang-orang yang seperti ini lah yang akan melahirkan sesuatu yang besar juga”, lanjut beliau. Sebagai closing statement beliau mengajak para keluarga besar Bayt Al Fath untuk merefleksi diri tentang perjuangan seorang menjadi mujaahid yang baik dan ikhlas agar senantiasa membawa keberkahan dan kebermanfaatan bagi sesama.

Oleh: Farkhan Abdau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *