Jenis Air yang kedua adalah air najis. Sebagaimana namanya air ini tidak dapat digunakan untuk bersuci sebab mengandung najis. Bagaimana ia bisa digunakan untuk membersihkan najis jika airnya adalah najis. Berikut adalah beberapa perkara seputar air najis yang patut diketahui supaya tidak salah dalam memilih air untuk bersuci.
Pengertian
Air najis adalah istilah untuk air suci yang sudah tercampur dengan suatu najis dan merubah salah satu dari sifat yang terkandung dalam air tersebut seperti warnanya, rasanya, atau baunya. Artinya bercampurnya najis dengan air suci dapat menyebabkan berubahnya warna air, atau rasanya, atau baunya. dan jika salah satu perubahan tersebut terjadi pada air, maka hukum air tersebut berubah menjadi air najis.
Hukum menggunakan air najis
Air najis haram digunakan untuk keperluan ibadah maupun muamalah, termasuk digunakan untuk berwudhu dan mandi. Sehingga orang yang berwudhu menggunakan air najis maka tidak sah wudhu tersebut dan harus mengulanginya wudhunya dengan air suci
Beberapa contoh benda najis
Kencing dan kotoran manusia
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا وَطِئَ أَحَدُكُمْ بِنَعْلَيْهِ الأَذَى فَإِنَّ التُّرَابَ لَهُ طَهُورٌ
“Jika salah seorang di antara kalian menginjak kotoran (al adza) dengan alas kakinya, maka tanahlah yang nanti akan menyucikannya.”[1]
Sehingga jika ada air yang tercampur dengan kencing atau tinja manusia dan terjadi perubahan pada air tersebut, baik warna, bau, atau rasa maka air itu tidak dapat digunakan untuk bersuci.
Darah Haidh
Diriwayatkan dari Asma’ binti Abu Bakar, beliau berkata, Seorang wanita mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kemudian berkata, “Di antara kami ada yang bajunya terkena darah haidh. Apa yang harus kami perbuat?” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
تَحُتُّهُ ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ تَنْضَحُهُ ثُمَّ تُصَلِّى فِيهِ
“Gosok dan keriklah pakaian tersebut dengan air, lalu percikilah. Kemudian shalatlah dengannya.”[2]
Jadi, air suci yang bercampur dengan darah haidh dan menyebabkan air tersebut menjadi lebih keruh, atau rasanya berubah, atau mengeluarkan bau tidak sedap akibat darah haidh menjadi najis dan tidak dapat digunakan untuk bersuci.
Masih banyak lagi benda-benda najis yang dapat tercampur dengan air suci. Dan hukumnya haram menggunakan air tersebut untuk bersuci.
Allahu A’lam
[1] HR. Abu Dawud No. 385
[2] HR. Bukhrai no. 227, Muslim no. 291