Amalan Ringan Tapi Bernilai Pahala

Islam sangat memudahkan bagi pemeluknya untuk mendapatkan pahala, bahkan tanpa mengeluarkan modal sepersen pun bisa mendapatkan pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ada beberapa amalan yang bisa dilakukan tanpa modal, namun bernilai pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di antaranya adalah :

1. Senyum di hadapan sesama muslim

Dari Abu Dzar rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ صَدَقَةٌ

Senyummu di hadapan saudaramu sesama muslim adalah bernilai sedekah bagimu. (HR. Ibnu Hibban, Shahih Ibnu Hibban Bitartibi Ibni Balban, hadits no. 529).

2. Bersalaman dengan sesama muslim

Dari Bara’ bin ‘Aazib rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا

Tidaklah dua muslim bertemu kemudian bersalaman (berjabat tangan) melainkan akan diampuni dosa keduanya sebelum mereka berpisah. (HR. At-Tirmidzi, hadits no. 2727).

3.Mendamaikan 2 orang yang sedang bertengkar, membantu menaikkan seseorang di atas kendaraan atau membantu menaikkan barangnya di atas kendaraan, mengucapkan kalimat yang baik, langkah menuju tempat shalat serta membuang gangguan dari jalan

Dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيهِ الشَّمْسُ، يَعْدِلُ بَيْنَ الِاثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَيُعِينُ الرَّجُلَ عَلَى دَابَّتِهِ فَيَحْمِلُ عَلَيْهَا، أَوْ يَرْفَعُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ، وَيُمِيطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ

Setiap persendian manusia ada sedekahnya, setiap hari di mana matahari terbit di dalamnya. Mendamaikan di antara dua orang adalah sedekah. Membantu seseorang untuk menaikkannya di atas kendaraannya atau mengangkatkan barangnya di atasnya adalah sedekah. Kalimat yang baik adalah sedekah. Dan setiap langkah yang dia tempuh menuju shalat adalah sedekah. Dan dia membuang gangguan dari jalan adalah sedekah. (HR. Bukhari, hadits no. 2989).

Semua yang disebutkan di dalam hadits di atas termasuk sedekah. MasyaAllah, betapa Islam memudahkan bagi setiap pemeluknya untuk mendapatkan pahala setiap hari bahkan setiap waktunya. Tinggal bagaimana manusia itu sendiri, apakah mau melaksanakan apa yang diperintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti di atas ataukah tidak.

Jika ada amalan yang dikerjakan tanpa mengeluarkan modal, kenapa tidak dilakukan? Tentunya jika melakukan amalan-amalan di atas, sedikit demi sedikit, insyaAllah pahala yang dia miliki akan bertumpuk dan menjadi banyak. Pelan tapi pasti, biarlah amalan yang dikerjakan sedikit tapi terus menerus dilakukan. Artinya, dia istiqomah dalam menjalankannya. Ini lebih baik daripada dia mengerjakan amalan yang banyak, tapi jarang dikerjakan.

Dari Aisyah rodhiyallahu ‘anha berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dikerjakan terus menerus walaupun sedikit. (HR. Bukhari, hadist no. 6464).

Syekh Abu Hasyim Sholeh Al-Maghomisy rohimahullah berkata di dalam kitabnya Syarhu Kitaabir Riqoq Min Shahil Bukhari :

أن العمل وإن كان مفضولاً فإنه يكون أحب إلى الله من العمل الفاضل إذا كان العمل الفاضل منقطعاً. وصورة ذلك في الحياة اليومية، فرجل يداوم على صلاة الليل، ويصلي ثلاث ركعات كل ليلة دون انقطاع، لا ريب أن عمله هذا أحب إلى الله من رجل يصلي تسعاً أو عشراً أو عشرين ركعة ما بين الليلة وليال أخرى، يعني: يصلي ليلة عشرين ثم ينقطع ما شاء الله له أن ينقطع، ثم يعود فيصلي إحدى عشرة ثم ينقطع فترة طويلة، ثم يعود فيصلي ثلاثين، أو ما أشبه ذلك، فكله عمل صالح، لكن الأول أحب وأقرب إلى الرب تبارك وتعالى بنص كلام رسولنا صلى الله عليه وسلم، هذا وجه الارتباط بين الحديثين

Bahwa amalan itu sekalipun dia diutamakan, maka lebih dicintai Allah dari amalan yang utama, apabila amalan utama itu terputus (jarang) dilakukan. Dan gambaran ini dalam kehidupan sehari-hari adalah, seorang lelaki yang selalu shalat malam, dia shalat 3 raka’at setiap malam tanpa putus, tidak diragukan bahwa amalannya ini lebih dicintai Allah daripada lelaki yang shalat 9, 10 atau 20 raka’at di antara malam ini dan malam yang lain. Artinya : dia shalat 20 raka’at kemudian terputus, dia jarang mengerjakannya. Kemudian kembali shalat 11 raka’at kemudian terputus lagi dalam jangka waktu yang lama. Kemudian dia kembali shalat 30 raka’at, atau yang semacam itu. Semuanya termasuk amalan sholeh, akan tetapi yang pertama lebih dicintai dan lebih dekat kepada Tuhan yang Maha Suci dan Maha Tinggi berdasarkan perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah hubungan di antara 2 hadits. (Syarhu Kitaabir Riqoq Min Shahil Bukhari, jilid 3 halaman 3).

Yuk kerjakan amalan-amalan di atas, karna amalannya gratis tanpa mengeluarkan modal sedikit pun. Walaupun tidak bisa mengerjakan semuanya sekaligus, kerjakan amalan yang mampu dikerjakan saja. Meskipun amalan tersebut sedikit, namun jika dikerjakan secara rutin atau terus menerus, itu lebih baik daripada mengerjakan amalan yang banyak, tapi jarang dikerjakan.

Semoga bermanfaat.

Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *