Bersin Mendatangkan Kebaikan

Bersin Mendatangkan Kebaikan

Tiap orang pasti pernah bersin, sebab bersin adalah reaksi alamiah tubuh terhadap benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Namun, di tengah masa pandemi virus corona, bersin sering dianggap sebagai salah satu jalan penularan virus.

Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, dan mengajarkan keselamatan untuk segenap seluruh manusia, Islam memiliki adab-adab dalam kehidupan sehari-hari, termasuk adab bersin.

Allah menyukai bersin

” إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ العُطَاسَ، وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ، فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ، فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ،

Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Karenanya apabila salah seorang dari kalian bersin lalu dia memuji Allah, maka kewajiban atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mentasymitnya (mengucapkan yarhamukallah).[1]

Hadits di atas mengabarkan bahwa salah satu hal yang disukai Allah adalah bersin. Akan tetapi ini bukan sebagai dalil seseorang bersin dengan sembarangan. Tentu disini adalah bersin yang memiliki adab yang terkandung pada hadits di atas.

Selain itu bagi orang yang sakit, bersin mengandung virus yang diderita sehingga bersin dengan sembarangan berpotensi menularkan penyakit. Sehingga bagi orang yang sakit dan ia bersin hendaknya untuk menutup hidung dan mulutnya, supaya virus tidak menyebar.

Adab-adab bersin

Adab yang pertama adalah menutup hidung dan mulutnya dengan tangan atau kain. Supaya virus yang terkandung di dalam bersin tadi tidak menyebar ke orang sekitarnya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا عَطَسَ غَطَّى وَجْهَهُ بِيَدِهِ أَوْ بِثَوْبِهِ وَغَضَّ بِهَا صَوْتَهُ.

Dari Abu Hurairah, “Bahwasanya apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersin, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menutup wajah dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya.”[2]

Nabi ketika bersin tidak sekedar menutup dengan tangan atau kain, akan tetapi juga merendahkan suara bersin.

Adab yang kedua adalah mengucapkan Alhamdulillah sebagaimana kandungan hadits di atas. Ini merupakan salah satu bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Sebab dengan bersin virus, debu, dan benda-benda berbahaya yang berada di salur pernapasan dibuang keluar.

Adapun bagi mereka yang mendengar seseorang bersin dan mengucapkan Alhamdulillah, dianjurkan untuk menjawab dengan ucapan yarhamukallah sebagaimana bunyi hadits di atas.

Dan apabila orang disekitar mengucapkan jawaban atas tahmid yang diucapkan, maka hendaknya ia membalas doa tersebut dengan doa juga, yakni yahdikumullah wa yushlihu balakum.

Bagaimana jika orang yang bersin tidak mengucapkan Alhamdulillah?

عَنْ أَبِي مُوسَى قال سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللهَ، فَشَمِّتُوهُ، فَإِنْ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ، فَلَا تُشَمِّتُوهُ»

Dari Abu Musa berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ‘Jika seseorang diantara kalian bersin dan mengucapkan alhamdulillah, maka jawablah dengan yarhamukallah. Dan apabila tidak bertahmid ketika bersin, maka janganlah menjawabnya.”[3]

Menerapkan adab-adab bersin akan mendatangkan kebaikan bagi pelakunya, sebab ia telah melakukan apa yang disukai oleh Allah. Barangsiapa melaksanakan apa yang disukai oleh Allah, merupakan bentuk ketakwaan kepada Allah.


[1] HR. Bukhori no. 6223

[2] HR. Tirmidzi no. 2745

[3] HR. Muslim no. 2992

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *