Al-Qur’an merupakan petunjuk hidup manusia yang apabila diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, maka hidupnya akan penuh dengan rahmat Allah serta dia akan selamat dunia dan akhirat. Setiap muslim yang membaca Al-Qur’an akan mendapatkan pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan membaca Al-Qur’an adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Orang yang membaca Al-Qur’an akan mendapat syafa’at di hari kiamat nanti.
Dari Umaamah Al-Baahily rodhiyallahu ‘anhu berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
Bacalah Al-Qur’an karena Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafi’ (pemberi syafa’at) bagi yang membacanya. (HR. Muslim, hadits no. 804).
Dari ‘Imron bin Husoin berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اقرؤوا القرآن وسلوا الله به قبل أن يأتي قوم يقرءون القرآن فيسألون به الناس
Bacalah Al-Qur’an dan bertawassul lah pada Allah dengan bacaan tersebut sebelum suatu kaum datang membaca Al—Qur’an dan meminta pada manusia. (HR. Ahmad).
Di dalam Islam seorang muslim juga diperbolehkan bertawasul dengan amal sholeh yang dia punya, seperti misalnya dia sering berpuasa sunnah, sering membaca Al-Qur’an ataupun amalan sholeh lainnya. Maka dia berdo’a kepada Allah dengan amal sholeh yang dia lakukan itu agar Allah mengabulkan do’anya. Perintah bertawasul telah dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an.
Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah : 35).
Imam As-Syiarozi Al-Baidhowi rohimahullah mengomentari ayat di atas di dalam kitab tafsirnya Anwar At-Tanzil wa Asrooru At-Ta’wil :
أي ما تتوسلون به إلى ثوابه والزلفى منه من فعل الطاعات وترك المعاصي، من وسل إلى كذا إذا تقرب إليه
Artinya, kamu meminta kepada Allah dengan perantara amal sholeh tersebut agar mendapatkan pahala-Nya dan kedekatan dengan-Nya dalam melakukan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan, siapa pun yang mencari ini ketika dia dekat kepadanya. (Anwar At-Tanzil wa Asrooru At-Ta’wil, jilid 2 halaman 125).
Apapun amalan sholeh yang pernah dia lakukan, maka dia boleh berdo’a kepada Allah melalui perantara amal sholehnya tersebut.
Contoh : “Ya Allah, berkat bacaan Al-Qur’an ku ini, maka kabulkanlah hajatku.”
Maka seperti ini diperbolehkan di dalam Islam dan dianjurkan agar seorang mulsim berdo’a dengan perantara.
Syekh Al-Mubaarokfury rohimahullah berkata di dalam kitabnya Tuhfatul Ahwadzi :
(مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فَلْيَسْأَلِ اللَّهَ بِهِ) أَيْ فَلْيَطْلُبْ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى بِالْقُرْآنِ مَا شَاءَ مِنْ أُمُورِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ أَوِ الْمُرَادُ أَنَّهُ إِذَا مَرَّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ فَلْيَسْأَلْهَا مِنَ اللَّهِ تَعَالَى أَوْ بِآيَةِ عُقُوبَةٍ فَيَتَعَوَّذُ إِلَيْهِ بِهَا مِنْهَا وَإِمَّا أَنْ يَدْعُوَ اللَّهَ عَقِيبَ الْقِرَاءَةِ بِالْأَدْعِيَةِ الْمَأْثُورَةِ
Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an, maka (bertawasullah) mintalah kepada Allah dengannya dari perkara-perkara dunia dan akhirat, atau maksudnya jika membaca ayat-ayat mengandung rahmat maka pintalah rahmat tersebut kepada Allah taala atau bisa pula memohon kepada Allah usai bacaan Alquran dengan memanjatkan beberapa do’a. (Tuhfatul Ahwadzi, jilid 8 halaman 189).
Lalu bagaimana jika niat seseorang membaca Al-Qur’an agar hajatnya terkabul? Bolehkah?
Perlu diketahui, bahwa niat seseorang dalam beramal sholeh itu haruslah benar, yaitu semata-mata karena Allah dan mencari ridho Allah. Karena jika niatnya melakukan amaln sholeh karena Allah dan mencari ridho Allah, maka akan diberikan pahala oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi jika niatnya membaca Al-Qur’an agar hajatnya dikabulkan Allah, maka dia tidak akan mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sama saja meminta kepada selain Allah.
Perlu diketahui, bahwa yang boleh di dalam Islam itu adalah bertawasul dengan bacaan Al-Qu’an yang dibaca, bukan meniatkan membaca Al-Qur’an agar hajat dikabulkan. Karena yang mengabulkan hajat itu Allah. Adapun bacaan Al-Qur’an hanya sebagai wailah saja, bertawasul dengan bacaan Al-Qur’an yang dia baca. Inilah yang benar di dalam Islam.
Dia meniatkan : “Ya Allah, niat aku membaca Al-Qur’an adalah karena-Mu dan mencari ridho-Mu, berkat bacaan Al-Qur’an yang ku baca ini, maka kabulkanlah hajatku.” Inilah yang benar di dalam Islam, bukan mengatakan : “Aku ingin membaca Al-Qur’an agar hajatku dikabulkan.”
Kalau dari awal niatnya saja sudah begitu, maka otomatis dia tidak akan mendapatkan pahala. Maka niat perlu dikondisikan terlebih dahulu, agar niat karena Allah dan berkat bacaan Al-Qur’an yang dia baca, dia meminta agar Allah mengabulkan hajatnya.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi