Banyak kaum muslimin yang merasa gengsi untuk belajar ilmu agama setelah mereka dewasa atau berusia senja. Padahal ilmu agama itu dipelajari sampai mati dan menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap muslim dan muslimah.
Dari Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. (HR. Ibnu Majah, hadist no. 224).
Seorang muslim tidak perlu malu belajar kepada yang lebih muda, karena ilmu itu bisa diambil dari siapa saja, selagi orang yang mengjarkannya ahli di dalam bidangnya. Biarlah ditertawakan karena menuntut ilmu setelah dewasa atau di usia senja, asalkan mendapatkan ilmu agama, dan ilmu tersebut bisa dipraktekkan, sehingga bisa mengantarkan ke jalan yang diridhoi oleh Allah Subhanhu wa Ta’la. Daripada tidak menuntut ilmu sama sekali, yang ada malah kerugian yang mat besar, karena jika seseorang tidak mengetahui ilmu agama, bisa jadi dia melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan syari’at Islam. Alhasil, apa yang dia lakukan ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebab bertentangan dengan syari’at Islam. Begitulah pentingnya ilmu agama, di mana ilmu agama bisa membedakan antara yang hak dan batil serta sebagai sarana untuk menggapai keridhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di samping itu, orang-orang yang berilmu ditinggikan derajatnya oleh Allah beberapa derajat dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berilmu.
Allah berfirman :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah : 11).
Menuntut ilmu agama itu sampai mati, kapanpun dan di manapun, selagi ada kesempatan, maka tuntutlah ilmu, karena ilmu merupakan perantara seseorang untuk sampai ke surga Allah.
Imam Ahmad rohimahullah berkata sebagaimana disebutkan di dalam kitab Al-Fiqhul ‘Ibaadaat ‘alal Mazhabil Hanbali :
مع المحبرة إلى المقبرة
Bersama wadah tinta (ilmu), sampai ke kuburan. (Al-Fiqhul ‘Ibaadaat ‘alal Mazhabil Hanbali, jilid 1 halaman 20).
Muhammad ‘Uwaidah rohimahullah mengomentari makna perkataan Imam di atas, sebagaimana di dalam kitabnya Faslul Khitob Fiz Zuhdi, war Roqo’iq wal Aadaab :
ومعنى ذلك أنه سيستمر في طلب العلم إلى أن يموت ويدخل القبر
Artinya adalah bahwa dia akan melanjutkan menuntut ilmu sampai dia mati dan masuk ke dalam kubur. (Faslul Khitob Fiz Zuhdi, war Roqo’iq wal Aadaab, jilid 1 halaman 1033).
MasyaAllah, begitulah saking pentingnya ilmu agama. Ilmu agama bukan hanya berguna di dunia, tapi berguna sampai akhirat. Artinya dengan ilmu agama, bisa menjadi perantara bagi seorang muslim untuk sampai ke akhirat. Bersemangatlah menuntut ilmu walau usia sudah tidak muda lagi. Biarlah telat menuntut ilmu daripada tidak sama sekali. Karena orang-orang yang tidak tau ilmu agama akan mudah tersesat dari jalan yang lurus. Dia setiap hari mengatakan di dalam shalatnya :
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus. (QS. Al-Fatihah : 6).
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al-Fatihah : 7).
Setiap hari dia selalu meminta petunjuk kepada Allah agar ditunjukkan jalan yang lurus, namun jika tidak ada usaha untuk menggapainya, yaitu dengan cara menuntut ilmu, maka tidak akan mendapatkan petunjuk tersebut. Kenapa? Karena dia tidak ada usaha untuk mendapatkan petunjuk itu. Sama halnya dengan rizki seorang muslim. Besok itu rezeki seorang muslim sudah dijamin oleh Allah. Namun jika seorang muslim tidak berusaha mencarinya dengan bekerja, apakah rezeki yang Allah jamin baginya itu dia dapatkan? Tentunya tidak. Karena uang tidak akan jatuh dengan sendirinya dari langit, harus dijemput dengan cara bekerja. Begitu juga dengan petunjuk Allah, jika seorang muslim diam saja menunggu petunjuk tanpa ada usaha apa-apa, maka dia tidak akan mendapatkannya. Harus berusaha mendapatkannya dengan cara menuntut ilmu agama. Karena dengan ilmu agama, dia bisa membedakan yang gelap dan terang ataupun yang hak dan batil.
Imam Ahmad rohimahullah berkata sebagaimana disebutkan di dalam kitab Al-Insof Fi Ma’rifatir Rojih :
لَا يُثَبِّطُ عَنْ طَلَبِ الْعِلْمِ إلَّا جَاهِلٌ
Tidak akan patah semangat belajar, kecuali orang yang bodoh. (Al-Insof Fi Ma’rifatir Rojih, jilid 2 halaman 165).
Maka dari itu belajarlah, tuntutlah ilmu walau usia sudah tidak muda lagi, namun menuntut ilmu agama itu harus, dan hukumnya wajib bagi setiap muslim. Tuntutlah ilmu walau sampai ke liang kubur. Karena ilmu agama sangat berguna bagi seorang muslim. Tidak hanya berguna di dunia, akan tetapi dengan ilmu agama bisa menjadi perantara seorang muslim mendapatkan ridho Allah dan surga yang Allah janjikan.
Tuntutlah ilmu dan hilangkan gengsimu, agar hidupmu dekat dengan kebenaran. Menuntut ilmu itu termasuk ibadah. Jadi jangan gengsi beribadah, walau di usia berapapun. Ingat! Lebih baik telat menuntut ilmu agama, daripada tidak sama sekali. Karena kebenaran dan keburukan itu tidak akan diketahui, kecuali dengan mengetahui ilmu agama.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi