Setan selalu mengganggu manusia setiap saat, bahkan dengan berbagai macam gangguan. Itulah janji nenek moyang mereka yang bernama iblis, di mana iblis berjanji kepada Allah akan menyesatkan manusia dari arah manapun.
Allah berfirman :
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ، ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Iblis menjawab : Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al-A’raf : 16-17).
Namun, sekalipun iblis serta anak keturunannya yang jahat dan hobi mengganggu dikutuk oleh Allah, tidak serta merta diperbolehkan mencaci maki mereka ketika seorang muslim tertimpa sesuatu, kemudian menyalahkan setan dan mencaci makinya. Maka hal semacam ini dilarang oleh baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebab jika seorang muslim mencaci maki setan kemudian menganggap apa yang dia alami tersebut disebabkan oleh setan, maka setan akan merasa berbesar diri dan mengatakan bahwa kejadian itu terjadi karena kekuatannya.
Dari Abi Al-Malih rodhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa ada seorang sahabat bercerita ketika dia membonceng baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَعَثَرَتْ دَابَّةٌ، فَقُلْتُ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَقَالَ: ” لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ، وَيَقُولُ: بِقُوَّتِي، وَلَكِنْ قُلْ: بِسْمِ اللَّهِ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ
Aku pernah membonceng Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lalu unta tersebut terpeleset. Maka aku berkata : Celaka setan! Rasulullah pun meneguru, jangan katakan : Celaka Setan. Jika kamu katakan demikian, setan akan membesar sampai sebesar rumah. Setan akan berkata : Dengan kekuatanku. Akan tetapi ucapkanlah : Bismillah, karena jika kamu mengucapkan bismillah setan akan mengecil sampai menjadi sekecil lalat. (HR. Abu Dawud, hadist no. 4982).
Imam At-Thohawi rohimahullah berkata sebagaimana disebutkan di dalam kitab Syarah Musykil Al-Atsar :
نَهَاهُ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – لِأَنَّهُ بِذَلِكَ مُوقِعٌ لِلشَّيْطَانِ أَنَّ ذَلِكَ الْفِعْلَ كَانَ مِنْهُ وَلَمْ يَكُنْ مِنْهُ إنَّمَا كَانَ مِنَ اللهِ جَلَّ وَعَزَّ وَأَمَرَهُ أَنْ يَكُونَ مَكَانَ ذَلِكَ بِسْمِ اللهِ حَتَّى لَا يَكُونَ عِنْدَ الشَّيْطَانِ أَنَّهُ كَانَ مِنْهُ عِنْدَهُ فِي ذَلِكَ فِعْلٌ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang hal itu, karena ucapan itu akan membuat setan bangga, dia menyangka kecelakaan itu terjadi disebabkan setan, padahal itu terjadi bukan dari setan. Akan tetapi itu datangnya dari Allah ‘Azza wa Jalla. Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memeritahkan untuk menggantinya dengan ucapan “Bismillah” sehingga setan tidak mengganggap bahwa kecelakaan itu darinya dan dia memiliki peran dengannya. (Syarah Musykil Al-Atsar, jilid 1 halaman 343).
Adapun yang harus dilakukan seorang muslim adalah :
1. Jika seorang muslim digoda oleh setan, maka ucapkan ta’awudz, karena dengan membaca ta’awudz, dia akan dijauhkan oleh Allah dari gangguan setan.
Allah berfirman :
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah, sesungguhnya Dia Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-A’raf : 200).
2. Hendaklah dia mengucapkan “Bismillah” ketika digoda setan atau dia ditimpa sesuatu, karena jika dia mengucapkan “Bismillah”, maka setan akan mengecil sampai sekecil lalat, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadist di atas.
3. Menjauhi prasangka bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi padanya, itu diyakini berasal dari setan, maka keyakinan seperti ini tidaklah benar. Karena setiap sesuatu datangnya dari Allah, baik kejadian yang menimpanya itu baik ataupun buruk, semua itu berasal dari Allah untuk menguji hamba-Nya.
Allah berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (QS. Al-Anbiya’ : 35).
Oleh karena itu, apabila seorang muslim ditimpa musibah atau perkara buruk apapun itu, mintalah pertolongan kepada Allah dan hendaknya dia tidak mencela setan disebabkan kejadian buruk yang menimpanya itu, karena baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang akan hal itu.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi