Manusia mempunyai beribu keterbatasan yang ia miliki, meskipun dengan mempunyai banyak kekurangan, akan tetapi manusia merupakan makhluk Allah SubhanaAllah yang paling sempurna.
Dalam hal ini, Allah Subahanallah Wata’ala telah menyebutkan bahwasannya manusia merupakan ciptan-Nya yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan yang lain. Sebagaimana pada firman Allah dalam QS. At-Tin ayat 4, yakni sebagai berikut:
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Yang dimaksud dengan ciptaan yang sebaik-baiknya adalah manusia mempunyai anggota tubuh yang lengkap, mampu berfikir, dengan berfikir manusia mampu membedakan mana benar dan salah.
Karena manusia diberikan kelebihan berupa akal, maka dari itu hendaklah dengan akal kita mampu memahami makna-makna ayat yang telah Allah turunkan melalui kitab suci-Nya berupa al-Qur’an. Dalam al-Qur’an telah dijelaskan dengan lengkap segala larangan dan perintah-Nya. Maka marilah kita senantiasa menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Bagaimanakah apabila seseorang pernah melakukan dosa, dan meminta kepada Allah agar musibah itu didatangkan di dunia atas dosa yang telah ia lakukan, agar di akhirat mendapatkan maghfiroh-Nya? Bagaimanakah hukumnya?
Pada hadits di bawah ini menerangkan tentang kisah seseorang yang pernah melakukan dosa, dan berdooa agar Allah subhanallah wata’ala memberikan balasan siksaannya didunia.
عَنْ أَنَس رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَادَ رَجُلًا مِنْ الْمُسْلِمِينَ قَدْ خَفَتَ فَصَارَ مِثْلَ الْفَرْخِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (هَلْ كُنْتَ تَدْعُو بِشَيْءٍ أَوْ تَسْأَلُهُ إِيَّاهُ؟) قَالَ: (نَعَمْ. كُنْتُ أَقُولُ {اللَّهُمَّ مَا كُنْتَ مُعَاقِبِي بِهِ فِي الْآخِرَةِ فَعَجِّلْهُ لِي فِي الدُّنْيَا} فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (سُبْحَانَ اللَّهِ لَا تُطِيقُهُ أَوْ لَا تَسْتَطِيعُهُ أَفَلَا قُلْتَ: {اللَّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ} قَالَ: (فَدَعَا اللَّهَ لَهُ فَشَفَاهُ)
Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu ’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjenguk seseorang dari kaum muslimin yang sakit dan sangat kurus bagaikan anak burung. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya: “Apakah kamu pernah berdoa dengan sesuatu atau kamu memintanya?” Laki laki itu menjawab: “Ya, aku pernah berdoa: “Ya Allah, jika Engkau akan menyiksaku di akhirat, maka segerakanlah siksaan itu untukku di dunia.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Subhanallah, kamu tidak akan mampu itu. Mengapa kamu tidak berdoa: “Ya Allah berikan kepada kami di dunia kebaikan dan di akhirat kebaikan dan peliharalah kami dari adzab Neraka” Lalu beliau mendoakan orang itu dan Allahpun memberikan kesembuhan kepadanya.” (HR. Muslim, no. 4853 dan At-Tirmidzi, no. 3409)
Dalam hadits di atas menerangkan larangan meminta untuk disegerakan hukuman dan balasan di dunia atas dosa yang dilakuka, hendaklah kita berdoa agar Allah mengampuni segala dosa kita di dunia dan di akhirat.
Anjuran berdoa dengan doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika melakukan sebuah dosa adalah:
اللَّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Allah berikan kepada kami di dunia kebaikan dan di akhirat kebaikan dan peliharalah kami dari adzab Neraka”
Wallahu’alam…..
Semoga bermanfaat
Oleh : Khodijah khalil