Islam adalah agama yang sempurna dan tidak ada agama apapun yang mengatur kehidupan manusia dari bangun tidur sampai tidur selain Islam. Dan Islam adalah agama yang diridhoi oleh Allah. Oleh sebab itu, apapun yang diperintahkan di dalam Islam, tentunya mendapat ridho Allah Subhanhu wa Ta’ala.
Salah satu perbuatan yang dianjurkan oleh Islam kepada setiap pemeluknya adalah melakukan amalan sebelum tidur, sebagaimana yang diajarkan oleh baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabatnya.
Dari Al-Baro’ bin ‘Adzib rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ، فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ، ثُمَّ قُلْ: اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ، فَإِنْ مُتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ، فَأَنْتَ عَلَى الفِطْرَةِ، وَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَتَكَلَّمُ بِهِ
Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu maka berwudhu’lah seperti wudhu’ untuk shalat, kemudian berbaringlah ke sisi kanan badanmu, lalu berdo’a : “Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu, aku menyerahkan urusanku kepadaMu, aku menghadapkan wajahku kepadaMu, aku menyandarkan punggungku kepadaMu, karena senang (mendapatkan rahmatMu) dan takut pada (siksaanMu, bila melakukan kesalahan). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancamanMu), kecuali kepadaMu. Ya Allah aku beriman kepada kitab yang telah Engkau turunkan, dan kepada NabiMu yang telah Engkau utus. Jika Engkau meninggal dunia di malam itu (saat tidur), maka kamu meninggal dalam keadaan fitrah (agama Islam), dan jadikanlah kalimat ini akhir dari apa yang kamu ucapkan. (HR. Bukhari, hadist no. 247).
Imam Al-Khottobi rohimahullah berkata di dalam kitabnya Ma’alimus Sunan :
قال الشيخ: الفطرة ههنا فطرة الدين والإسلام
Syekh berkata : Fitrah yang dimaksud di sini adalah fitrah agama dan Islam. (Ma’alimus Sunan, jilid 4 halaman 143).
Imam Ibnu Bathol rohimahullah berkata di dalam kitabnya Syarah Shahih Al-Bukhari :
فيه: أن الوضوء عند النوم مندوب إليه مرغب فيهن وكذلك الدعاء، لأنه قد تقبض روحه فى نومه، فيكون قد ختم عمله بالوضوء والدعاء الذى هو أفضل الأعمال، ولذلك كان ابن عمر يجعل آخر عمله الوضوء والدعاء، فإذا تكلم بعد ذلك استأنف الصلاة والدعاء، ثم ينام على ذلك اقتداء بالنبى (صلى الله عليه وسلم) لقوله: تمت اجعلهن آخر ما تتكلم به
Hadist ini menjadi dalil bahwa berwudhu’ sebelum tidur hukumnya sunnah dan diharapkan bagi mereka melakukan itu, begitu juga berdo’a, karena kadang-kadang rohnya ditahan ketika dia tidur. Maka sungguh apabila dia menutup amalannya dengan berwudhu’ dan berdo’a, itu merupakan amalan yang paling utama. Oleh sebab itu Ibnu ‘Umar menjadikan akhir amalannya dengan wudhu’ dan do’a. Apabila berbicara setelah itu maka hendaklah dia memulainya dengan shalat dan do’a, lalu dia tidur setelah itu, perbuatan ini meniru sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam sesuai sabdanya : jadikanlah akhir perkataanmu dengannya (wudhu’ dan do’a). (Syarah Shahih Al-Bukhari, jilid 1 halaman 365).
Amalan-amalan yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum tidur adalah :
1. Berwudhu’ sebagaimana wudhu’ untuk shalat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ، فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ
Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu maka berwudhu’lah seperti wudhu’ untuk shalat. (HR. Bukhari, hadist no. 247).
2. Berbaring ke sisi kanan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ
Kemudian berbaringlah ke sisi kanan badanmu. (HR. Bukhari, hadist no. 247).
3. Berdo’a ketika hendak tidur :
ثُمَّ قُلْ: اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
Kemudian dia berdo’a : “Allahumma Aslamtu Wajhi ilaika, wa Fawwadthu Amri ilaika, wa Alja’tu Zohri ilaika, Rogbatan wa Rohbatan ilaika, Laa Malja-a wa Laa Manja minka illa ilaika, Allahumma Aamantu bikitabika alladzi Anzalta, wa binabiyyika alladzi Arsalta.”
Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu, aku menyerahkan urusanku kepadaMu, aku menghadapkan wajahku kepadaMu, aku menyandarkan punggungku kepadaMu, karena senang (mendapatkan rahmatMu) dan takut pada (siksaanMu, bila melakukan kesalahan). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancamanMu), kecuali kepadaMu. Ya Allah aku beriman kepada kitab yang telah Engkau turunkan, dan kepada NabiMu yang telah Engkau utus.
4. Mengumpulkan kedua tangan dan meniupnya sambal membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas.
Dari Ummul Mukminin Aisyah rodhiyallahu ‘anha berkata :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ، ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الفَلَقِ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ، يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidurnya setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya kemudian kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan : “Qul huwallahu ahad, Qul a’udzu birobbil falaq dan ’Qul a’udzu birobbin naas.” Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan itu sebanyak tiga kali. (HR. Bukhari, hadist no. 5017).
5. Memabaca ayat kursi sebelum tidur.
Dari Abu Hurairah rodhiayallahu ‘anhu berkata :
وَكَّلَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ فَأَتَانِي آتٍ فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ، فَقُلْتُ لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فَذَكَرَ الحَدِيثَ -، فَقَالَ: إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ، لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ذَاكَ شَيْطَانٌ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menugaskan aku menjaga harta zakat Ramadhan, lalu ada orang yang mendatangiku, dia datang mencuri makanan, tapi aku mengambilnya kembali, lalu aku katakan : “Aku pasti akan mengadukan kamu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam“. Lalu Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu menceritakan suatu hadist yang berkenaan dengan masalah ini. Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu mengatakan, dia berkata kepadaku : “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Kursi, karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta’ala dan setan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi“. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi was allam bersabda : “Dia berkata benar kepadamu, walaupun dia itu seorang pendusta. Dia itu setan. (HR. Bukhari, hadist no. 3275).
6. Membaca do’a “Bismika Amuutu wa Ahyaa”.
Dari Hudzaifah rodhiyallahu ‘anhu berkata :
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ قَالَ: «بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا» وَإِذَا اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ قَالَ: «الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ»
Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak tidur, beliau berdo’a : “Bismika Allahumma Amuutu wa Ahyaa (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).” Dan apabila bangun tidur, beliau berdo’a : “Alhamdulillahilladzii Ahyaana ba’da maa Amatana wa ilaihin Nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali). (HR. Bukhari, hadist no. 6324).
Inilah amalan-amalan yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak tidur, yang apabila dibaca oleh seorang muslim, insyaAllah dia akan mendapat penjagaan dari Allah Subhanhu wa Ta’ala dan jika mati ketika tidur setelah melakukan amalan-amalan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti di atas, maka dia mati dalam keadaan fitrah (beragama Islam), dan tentunya jika mati dalam keadaan beragama Islam, insyaAllah dia mati dalam keadaan Husnul Khotimah.
Semoga Bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi