Kalimat “Laa Haula walaa Quwwata illa Billah” merupakan kalimat yang agung, di mana kalimat ini berisi penyerahan segala urusan kepada Allah. Tidak ada yang berkuasa terhadap sesuatu dan tidak ada kekuatan melainkan kekuatan yang Allah berikan. Hanya Allah sajalah yang berkuasa di dunia ini. Tidak ada yang bisa mendatangkan manfaat dan mudorot kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ada beberapa keutamaan kalimat “Laa Haula walaa Quwwata illa Billah”, di antaranya adalah :
Dari Abdullah bin Qois rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya :
أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ هِيَ كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الجَنَّةِ؟ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Wahai Abdullah bin Qais, maukah kamu aku tunjukkan suatu simpanan dari berbagai simpanan surga? Bacalah “La haula wala quwwata illa billah.” (HR. Bukhari, hadist no. 6384).
Syekh Al-Mubarokfury rohimahullah menuqil perkataan Imam An-Nawawi di dalam kitabnya Tuhfatul Ahwadzi :
قَالَ النَّوَوِيُّ هِيَ كَلِمَةُ اسْتِسْلَامٍ وَتَفْوِيضٍ وَأَنَّ الْعَبْدَ لَا يَمْلِكُ مِنْ أَمْرِهِ شَيْئًا وَلَيْسَ لَهُ حِيلَةٌ فِي دَفْعِ شَرٍّ وَلَا قُوَّةٌ فِي جَلْبِ خَيْرٍ إِلَّا بِإِرَادَةِ اللَّهِ تَعَالَى انْتَهَى
Imam An-Nawawi berkata: Kalimat “Laa Haula walaa Quwwata illa Billah” atau hauqalah adalah kalimat yang penuh kepatuhan dan kepasrahan diri kepada Allah, dan sungguh seorang hamba tidak memiliki urusannya sedikit pun, dia tidak memiliki daya untuk menolak keburukan dan tidak memiliki kekuatan untuk menarik kebaikan, kecuali dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Tuhfatul Ahwadzi, jilid 10 halaman 30).
Dari Abu Ayyub Al-Anshary rodhiyallahu ‘anhu bercerita :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ مَرَّ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، فَقَالَ: ” مَنْ مَعَكَ يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَذَا مُحَمَّدٌ، فَقَالَ لَهُ إِبْرَاهِيمُ: مُرْ أُمَّتَكَ فَلْيُكْثِرُوا مِنْ غِرَاسِ الْجَنَّةِ، فَإِنَّ تُرْبَتَهَا طَيِّبَةٌ، وَأَرْضَهَا وَاسِعَةٌ قَالَ: وَمَا غِرَاسُ الْجَنَّةِ؟ قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika diangkat ke langit pada Malam Isra’ Mi’raj, beliau melewati Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Ibrahim lantas bertanya : “Siapa yang bersamamu wahai Jibril?” Jibril menjawab, “dia Muhammad.” Ibrahim lantas mengatakan padanya : “Perintahkanlah pada umatmu untuk memperbanyak bacaan yang akan menjadi tanaman di surga, debunya itu bersih dan tanamannya pun luas.” Ibrahim ditanya : “Lalu apa bacaan yang disebut tanaman di surga tadi?” Ibrahim menjawab : “Kalimat “Laa Haula walaa Quwwata illa Billah.” (HR. Ahmad, hadist no. 23552).
Syekh Al-Bani rohimahullah mengomentari hadist di atas di dalam kitabnya Shahih At-Targhib wa At-Tarhib :
رواه أحمد بإسناد حسن وابن أبي الدنيا وابن حبان في صحيحه
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang Hasan dan diriwayatkan juga oleh Ibnu Abi Ad-Dun-ya dan Ibnu Hibban di dalam kitab Shahihnya. (Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, jilid 2 halaman 116).
Inilah beberapa keutaman kalimat Laa Haula walaa Quwwata illa Billah yang apabila dibaca oleh seorang muslim, maka insyaAllah dia akan mempunyai tanaman di surga sebagaimana yang disebutkan di dalam hadist di atas.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi