Makan dan Minum dengan Tangan Kiri Bukan Haram!?

Nongkrong bareng sama teman memang asik sambil nyemil, apalagi ditemani dengan gorengan dan minumnya es teh manis. Namun sayangnya, banyak teman-teman karena terlalu asik dalam pembicaraan akhirnya beberapa adab yang diajarkan Islam ketika makan dan minum tidak diperhatikan lagi. Misal, makan gorengan dengan tangan kanan tapi makan cabenya dengan tangan kiri. Bahkan ada yang minum dengan tangan kiri khawatir jika menggunakan tangan kanan gelasnya akan kotor. Memang kelihatannya sudah biasa dalam budaya kita, tapi jika itu dibiarkan terus-menerus justru akan menjadi kebiasaan dalam bermaksiat.

Padahal dalam banyak hadits, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam telah mengajarkan untuk selalu makan dan minum menggunakan tangan kanan, di antaranya berdasarkan hadits Ibnu Umar Radhiallahu’anhuma:

إذا أَكَلَ أحدُكُم فليأكلْ بيمينِهِ . وإذا شرِبَ فليشربْ بيمينِهِ . فإنَّ الشَّيطانَ يأكلُ بشمالِهِ ويشربُ بشمالِهِ

“jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya” [1]

Bukan dalam makan dan minum saja, bahkan dalam banyak perkara yang baik pun beliau selalu menggunakan tangan kanan. Sebagaimana hadits Ibunda ‘Aisyah Radhiallahu’anha:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ فِي شَأْنِهِ كُلِّهِ

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam membiasakan diri mendahulukan yang kanan dalam memakai sandal, menyisir, bersuci dan dalam setiap urusannya” [2]

Artinya memperhatikan adab dalam makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan adalah wajib bagi setiap muslim terkecuali ada ‘Udzur yang mengharuskannya menggunakan tangan kiri. Hal ini juga telah dijelaskan dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyah, disebutkan:

فَإِنْ كَانَ عُذْرٌ يَمْنَعُ الأَكْل أَوِ الشُّرْبَ بِالْيَمِينِ مِنْ مَرَضٍ أَوْ جِرَاحَةٍ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ فَلاَ كَرَاهَةَ فِي الشِّمَال

“jika ada udzur yang menghalangi seseorang untuk makan atau minum dengan tangan kanan, semisal karena sakit atau luka atau semisalnya maka tidak makruh menggunakan tangan kiri”[3]

Oleh karenanya, makan menggunakan tangan kanan digolongkan wajib, apalagi Nabi Shallahu ‘Alayhi Wasallam pernah mendoakan keburukan bagi seseorang yang tidak mau makan dengan tangan kanannya sedangkan tidak ada ‘Udzur yang menghalanginya untuk melakukannya. Dalam hadits Salamah bin Al-Akwa Radhiyallāhu ‘Anhu, disebutkan:

أن رجلا أكل عند رسول الله صلى الله علية وسلم بشماله . فقال : ” كل بيمينك ” قال : لا أستطيع . قال : ” لا استطعت ” ما منعه إلا الكبر . قال : فما رفعها إلى فيه

“Ada seorang yang makan di sisi Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dengan tangan kiri, maka beliau mengatakan, “Makanlah dengan tangan kananmu”, Kata orang tersebut, “Saya tidak bisa makan dengan tangan kanan.” Maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mendoakan keburukan bagi orang ini, beliau mengatakan, “Engkau tidak akan mampu, sesungguhnya tidak menghalanginya kecuali karena kesombongan.” Maka orang ini pun tidak mampu mengangkat tangan kanannya untuk makan setelah itu, dia selalu menggunakan tangan kirinya.”[4]

Maka jangan menganggap remeh akan larangan makan dan minum menggunakan tangan kiri. Apalagi ada yang beranggapan jika minum dengan tangan kanan khawatir nanti gelasnya jadi kotor!

Yah…. Inilah tipu daya Setan. Terkesan perkataan itu benar namun itu salah. Padahal bukannya gelas yang telah digunakan juga akan dicuci bersama piring? Apalagi yang lagi pesan makanan terus dapat paket minum yang gelasnya terbuat dari plastik bahkan ada juga yang terbuat dari kertas yang tentunya hanya dapat digunakan sekali pakai. Jadi mau ikuti jalan sunnah Nabi atau jalan Setan?

Karena setan sangat senang jika seorang muslim makan dan minum dengan tangan kirinya, sebab itu sebagai tanda bahwa dia telah mengikuti setan sejauh selangkah dan mundur selangkah dengan bermaksiat kepada sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Maka jangan anggap remeh adab satu ini!

Al-Imam Ibnul Qayyim berkata:

فَإِنَّ الْآكِلَ بِهَا، إِمَّا شَيْطَانٌ وَإِمَّا مُشَبَّهٌ بِهِ

“yang makan dengan tangan kiri, kalau ia bukan setan maka ia menyerupai setan” [5]

***

Oleh: Deky Pramana


[1] HR. Muslim no. 2020

[2] HR. Bukhari no. 168

[3] Muhammad Asy-Syaukani, Nailul Authar, (Mesir: Dar Al-Hadits, cet. 1, 1413 H/ 1993 M), juz 8, hal. 183

[4] HR. Muslim no. 2021

[5] Ibnu Qayyim, Zaadul Ma’ad, (Beirut: Maktabah Al-Manar Al-Islamiyyah 1415 H/ 1994 M), juz 2, hal. 369

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *