Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak kasus tekanan dari lingkungan sosial, tuntutan pekerjaan, dan berbagai stresor yang meningkat, sehingga masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres menjadi semakin relevan. Di era digital ini, media sosial juga menjadi sumber tekanan yang baru, dimana setiap orang dapat merasa tertinggal atau tidak cukup baik ketika membandingkan dirinya dengan orang lain. Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) 2021, satu dari empat orang di seluruh dunia akan mengalami masalah kesehatan mental dalam hidup mereka. Kondisi ini menciptakan kebutuhan mendesak untuk mengintegrasikan pendekatan kesehatan mental yang komprehensif, terutama di kalangan masyarakat Muslim yang berusaha menyeimbangkan tuntutan duniawi dengan kewajiban religius.
Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam
Kesehatan mental merupakan aspek penting yang sering terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perspektif Islam, kesehatan mental tidak hanya berhubungan dengan kondisi psikologis, tetapi juga dengan spiritualitas. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orang yang kafir.” (Surah Yusuf: 87). Syaikh Muhammad Al-Uthaymin mengatakan bahwa Allah memerintahkan kita untuk selalu berharap pada rahmat-Nya, karena harapan tersebut merupakan bagian dari keimanan yang kokoh dan jalan menuju ketenangan jiwa. Ia menekankan bahwa berputus asa adalah sifat yang sangat buruk dan bertentangan dengan kepercayaan kepada Allah.
Dr. Muhammad Al-Hawali, seorang ulama dan cendekiawan, menjelaskan bahwa kesehatan mental adalah bagian dari tanggung jawab individu terhadap dirinya sendiri dan Allah. Dalam sebuah karya, ia menyatakan, “Iman yang kuat adalah pondasi untuk menghadapi kesulitan mental dan emosional.” Hal ini menegaskan bahwa memperkuat iman dan kepercayaan kepada Allah dapat membantu individu mengatasi masalah emosional dan mental yang dihadapi.
Bagaimana Islam Memberikan Solusi Menjaga Kesehatan Mental?
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga Kesehatan mental adalah dengan mengingat Allah (dzikrullah). Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang.” (Surah Ar-Ra’d: 28). Menurut Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, ayat ini menunjukkan bahwa dzikir adalah salah satu sumber ketenangan hati. Ketika seseorang berzikir, ia menghubungkan dirinya dengan Allah, yang memberikan ketenangan dan kelegaan dari beban pikiran.
Melaksanakan shalat dan berdoa juga merupakan bentuk komunikasi dengan Allah yang dapat menenangkan hati dan menguatkan iman. Selain itu, membaca Al-Qur’an dan merenungkan isinya berperan penting dalam memberikan pencerahan dan ketenangan pikiran. Al-Qurtubi menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah sumber pengetahuan dan cahaya yang dapat mengarahkan kita menuju kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Tak kalah pentingnya adalah menjaga hubungan sosial yang baik. Menjalin silaturahmi dengan keluarga dan teman-teman tidak hanya menjadi sumber dukungan emosional yang sangat berharga, tetapi juga merupakan kewajiban dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari, No. 5985).
Ulama seperti Syaikh Ibn Utsaimin juga menekankan bahwa silaturahmi memiliki pengaruh besar terhadap kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa hubungan sosial yang kuat berhubungan erat dengan kebahagiaan dan kesehatan mental yang lebih baik. Interaksi sosial yang positif dapat mengurangi perasaan kesepian dan meningkatkan kesejahteraan mental.
Guna menjaga kesehatan mental, kita juga memiliki kewajiban untuk berusaha menjaga kesehatan mental kita melalui pendekatan yang Islami. Dengan mendekatkan diri kepada Allah dan mengikuti ajaran-Nya, kita dapat mencapai keseimbangan dan kedamaian yang diharapkan. Menjaga kesehatan mental sangat penting bagi setiap individu, dan Islam memberikan pedoman yang jelas dalam mengelolanya. Pendekatan Islami dalam menjaga kesehatan mental meliputi dzikir, shalat, dan membaca Al-Qur’an, yang semuanya berkontribusi pada ketenangan hati dan pikiran. Selain itu, menjaga hubungan sosial yang baik dengan keluarga dan teman dapat memberikan dukungan emosional yang sangat diperlukan.
Mengintegrasikan praktik-praktik ini dalam kehidupan sehari-hari membantu individu untuk mengatasi tantangan mental dan emosional, serta mencapai keseimbangan dan kedamaian. Oleh karena itu, setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesehatan mental mereka dengan cara mendekatkan diri kepada Allah dan mengikuti ajaran-Nya, yang pada akhirnya akan mengarah pada kehidupan yang lebih sehat dan bahagia. Dengan mengikuti pedoman Islam dalam mengelola kesehatan mental, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental baik untuk diri sendiri maupun orang-orang di sekitar kita.
Semoga kita semua dapat memanfaatkan pendekatan ini untuk menjaga kesehatan mental kita. Ingatlah bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuan mereka. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Surah Al-Baqarah: 286). Syaikh As-Samarqandi menekankan bahwa setiap ujian yang dihadapi manusia merupakan hal yang dapat diatasi sesuai dengan kemampuan yang telah diberikan Allah.
QUOTES:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram. (QS. Ar-Ra’d: 28)
Semoga bermanfaat…
Oleh: Khodijah, S.Ag., M.Psi