NGASO; NGAJI WALAUPUN “SLOW”, IMAN TIDAK “LOW”

            Penyempitan makna “ngaji” sering terdengar salah kaprah di masyarakat dewasa ini hanya sebagai kegiatan yang erat dengan Al-Qur’an dan identik bertempat di masjid-masjid. Padahal, mendefinisikan ngaji tidak seharusnya hanya berkutat pada bacaan Al-Qur’an dan masjid. Lebih dari itu “Ngaji” yang merupakan akar dari “Meng-Kaji” sepatutnya digeneralisasikan kepada segala macam majlis ilmu dimana mereka yang hadir disana bersama-sama mengkaji agama dari sudut pandang Al-Qur’an dan Al-Hadist. Terlebih lagi, kebermanfaatan kegiatan “ngaji” haruslah dirasakan oleh semua elemen masyarakat tanpa terkecuali  

Bayt Al Fath berkolaborasi dengan Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Sidoarjo mengadakan kegiatan “ngaji” sesuai dengan rel-rel yang telah dijelaskan diatas pada Jum’at, 19 Januari 2024 lalu. NGASO alias “Ngaji Slow” menjadi nama acara yang pada kali keduanya bertempat di gedung baru Sekolah Dasar Bayt Al Fath Islamic World School yang terletak di Jalan Raya Randegan, Randegan Selatan, Kab. Sidoarjo.  Acara yang berlangsung selepas Isya’ sampai dengan pukul 22.00 tersebut berlangsung meriah namun tidak terlepas dari esensi khidmat sebagaimana mestinya. Ustadz Dr Eko Asmanto, M.A. selaku Direktur Yayasan Bayt Al Fath sekaligus pembicara utama pada kegiatan ini menyampaikan, “Tantangan pendidikan yang kita hadapi saat ini adalah bagaimana menjadikan sekolah sebagai sarana untuk menjadikan anak bukan hanya berprestasi di dunia namun juga di akhirat”.

Pembahasan tentang pengenalan Bayt Al Fath dan juga Sekolah Dasar yang InsyaAllah akan beroperasi di Bulan Juni mendatang sebagai tema utama tidak menyurutkan antusiasme masyarakat untuk mengikuti acara ini sampai akhir. Problematika pendidikan yang saat ini terjadi, juga problematika gaya parenting zaman ini yang perlu dikritisi menjadi salah satu daripada pembahasan acara NGASO yang dihadiri lebih dari 300 orang dari semua elemen masyarakat. Tidak hanya mendengar kajian, namun masyarakat ikut terlibat dalam senandung sholawat dan qasidah yang bergema di awal maupun di tengah-tengah acara. Turut hadir dalam acara ini beliau Al-Ustadz Suhadi Fadjaray, selaku konsultan pendidikan nasional, dan juga beberapa perangkat penduduk setempat seperti Lurah Randegan, dan Ketua RT 04 Randegan Selatan.

Puncak daripada acara ini adalah doa bersama dimana para hadirin mengadahkan tangan dengan sendu, sembari mengharapkan maghfirah dan hidayah Rabb mereka. Tak lupa, Lurah Randegan yang turut hadir kemarin memberikan sebuah kalimat pamungkas untuk mendukung 100% keberadaan Sekolah Dasar Bayt Al Fath Islamic World School, sekaligus berharap kegiatan NGASO alias “Ngaji Slow” ini bisa diadakan secara rutin kedepannya karena telah terbukti memberikan wadah bagi masyarakat untuk memperdalam ilmu agama.

Oleh: Ahmad Farkhan Abdau  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *