Manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah, lemah fisiknya, lemah imannya dan lemah segala-galanya. Maka tidak heran ada manusia yang beriman dan ada yang tidak beriman kepada Allah disebabkan lemah imannya.
Syekh ‘Abdurrahman Al-Khomis menuqil perkataan Syekhul Islam Abu ‘Usman Ismail As-Shobuni :
أن الإيمان قول وعمل ومعرفة يزيد بالطاعة وينقص بالمعصية
Iman itu adalah ucapan, amalan dan pengetahuan. Bertambah dengan keta’atan dan berkurang dengan kemaksiatan. (I’tiqhodu Ahlis Sunnah, jilid 1 halaman 103).
Dasarnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS. Al-Anfal : 2).
Imam Al-Mawardi rohimahullah mengomentari ayat di atas di dalam tafsirnya An-Nukat wal ‘Uyun :
{زَادَتْهُمْ إِيمَاناً} فيه وجهان: أحدهما: تصديقاً. الثاني: خشية
(Bertambahlah iman mereka), mengenai ini ada 2 pandangan : Pertama : Yakin. Kedua : Takut. (An-Nukat wal ‘Uyun, jilid 2 halaman 295).
Oleh sebab itu, hendaknya selalu taat pada perintah Allah agar keimanan selalu bertambah. Karena jika iman berkurang dikhawatirkan melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bisa mendatangkan murka Allah.
Dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ – أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ – شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ
Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan “Laa ilaaha illallah”, sedangkan yang paling rendah adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan malu itu salah satu cabang keimanan. (HR. Muslim, hadist no. 35).
Ibnu Manduh rohimahullah berkata :
فجعل الإيمان شعبا بعضها باللسان وبعضها بالقلب وبعضها بسائر الجوارح
Allah menjadikan iman itu bercabang, sebagiannya dengan lisan, sebagiannya dengan hati dan sebagaiannya dengan anggota badan. (Al-Iman, jilid 1 halaman 332).
Iman itu ibarat batre hp, ketika batre hp lowbat maka harus di cas kembali supaya hp tidak sampai mati dan fresh seperti sediakala. Begitu juga dengan iman manusia, ketika imannya lemah, maka cas kembali dengan memperbanyak ibadah kepada Allah. Bisa dengan memperbanyak amalan sholeh, berkumpul dengan orang-orang sholeh ataupun mendengarkan kajian para ustadz, agar keimanan terisi kembali.
Jangan biarkan iman lowbat, ketika merasa iman di dalam diri sudah lowbat, maka cepatlah cas dengan amalan-amalan sholeh, sebab ketika iman dibiarkan terus-terusan lowbat bisa melakukan larangan-larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bisa mendatangkan murka Allah. Untuk Itu, senantiasalah mengisi kembali iman yang sudah lemah seperti mengisi batre hp yang lowbat, agar bertahan lama dan kekuatannya menjadi full seperti sediakala.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi