Bahagia merupakan luapan emosi positif dalam diri seseorang dengan kondisi merasa senang secara lahir dan batin. Menurut al-Ghozali, seseorang bisa mencapai puncak kebahagiaan ketika manusia mampu menundukkan hawa nafsunya, dia yang mampu memerangi hawa nafsu sehingga merasa selalu di awasi oleh Allah Subhanallah Wata’ala.
Dalam merasakan suatu kebahagiaan seseorang merasakannya dalam hal yang berbeda-beda. Ada yang mendapatkan nilai 7 dalam sebuah ujian dia merasa senang, ada yang mendapatkan nilai 8 dia merasa sedih karena belum mendapatkan hasil secara maksimal.
Seorang artis Hollywod yang bernama Mindy Mc Cready ditemukan tewas pada 2014 silam, dengan menembak kepalanya sendiri dengan pistol.
Kematian scot Young seorang miliader asal Rusia ditemukan tewas tertusuk pagar besi setelah loncat dari lantai empat disebuah penthouse milik dirinya.
Seperti halnya kisah diatas menerangkan bahwasannya kehidupan yang tenar, jabatan yang tinggi, kehidupan bergelimang harta tidak memastikan seseorang bisa hidup secara bahagia, mereka diambang oleh kesengsaraan dan kesakitan dalam jiwa sehingga memutuskan menghakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Lantas letak bahagia pada seseorang itu bisa di capai dengan cara seperti apa?
Seperti halnya manusia ingin memiliki rasa emosi yang seimbang dalam hidupnya, dengan merasakan perasaan bahagia akan meingkatkan hormon yang positif dalam roh.
Sejatinya letak kebahagiaan seseorang itu dipengaruhi oleh seberapa besar dia merasakan syukur atas apa yang telah ia lalui dan hadapi, berbagai situasi sesulit apapun yang ia hadapi, semua akan terasa ringan, karena ia telah menempatkan rasa syukur yang penuh dalam jiwanya.
Jiwa yang terisi oleh rasa syukur, ia akan menjadi manusia yang bahagia, karena kehidupan hedonis tidak dapat menjamin kehidupan yang bahagia. Rasa syukur akan menambah kenikmatan kehidupan di dunia, karena apa yang tampak oleh mata dan apa yang ia rasa, ia puas, bahagia atas apa yang telah ia lalui dan hadapi.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).
Dalam ayat al-Qur’an tersebut menerangkan rasa syukur merupakan sebuah pengakuan seorang hamba atas nikmat yang telah Allah Subhanallah Wata’ala berikan untuk umatnya. Dan janji Allah terhadap orang yang selalu senantiasa bersyukur Allah Subhanallah Wata’ala akan menabhakan nikmat yang berupa bentuk jasmani maupun rohani.
Uangkapan rasa syukur kepada AllahsubhanaAllah Wata’ala bukan hanya amelalui ucapan semata, melainkan memanfaatkan setiap waktu yang telah Allah anugerahi, dengan mengerjakan amalan-amalan kebaikan.
Kesimpulan:
Orang yang paling bahagia adalah jiwa yang dipenuhi oleh rasa syukur, dengan rasa syukur ia akan selalu merasa cukup dalam hidupnya, dan dapat mengantarkan seorang hamba mendapatkan keberkahan. Jiwa yang bersyukur bukan hanya pengakuan dari mulutnya saja, melainkan dengan memanfaatkan waktu disetiap hembusan nafas dengan kegiatan yang bermanfaat.
Oleh: Khodijah al-Khalil