Pikiran negatif sering kali menghampiri tanpa disadari, sehingga dapat mengganggu kedamain hidup dan ketentraman hati. Salah satu alasan utama sering terjebak dalam pikiran negatif adalah karena otak secara alami cenderung memprioritaskan hal-hal yang berpotensi mengancam atau menimbulkan bahaya. Hal ini dikenal sebagai negativity bias sebuah mekanisme evolusi yang membuat manusia lebih fokus pada hal-hal negatif untuk bertahan hidup. Menurut Dr. Rick Hanson, seorang psikolog dan penulis buku Hardwiring Happiness, otak manusia dirancang untuk menyerap pengalaman buruk lebih mudah daripada pengalaman baik.
Selain itu, beberapa faktor yang mempengaruhi dari lingkungan sosial dan pengalaman hidup juga berperan besar dalam memupuk pikiran negatif. Media dan fakta sosial yang ada dilapangan sering kali menyajikan berita buruk dan peristiwa negatif, yang kemudian dapat memperkuat persepsi bahwa dunia ini penuh dengan ancaman dan ketidakpastian. Ulama seperti Ibn Qayyim Al-Jawziyyah menekankan pentingnya menjaga hati dan pikiran dari hal-hal negatif, karena pikiran adalah cikal bakal dari perasaan dan tindakan. Beliau menambahkan, hati yang dikelilingi oleh pikiran buruk akan lebih sulit untuk mencapai ketenangan dan keikhlasan.
Ajaran yang menekankan pentingnya berpikir positif dan menjaga hati dari was-was atau pikiran buruk. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian meremehkan kebaikan sekecil apa pun, meski hanya dengan wajah yang ramah saat bertemu saudaramu” (HR. Muslim: 2626). Ajaran ini menggarisbawahi bahwa sikap positif dalam interaksi sehari-hari bisa menjadi kunci untuk memerangi pikiran negative. Dengan mempraktikkan sikap positif, kita tidak hanya membantu diri sendiri untuk keluar dari perangkap pikiran negatif, tetapi juga menyebarkan energi positif ke sekitar kita.
Mengatasi pikiran negatif memerlukan usaha sadar untuk mengubah pola piki Teknik seperti meditasi, dzikir, dan refleksi diri dapat membantu memperbaiki kebiasaan berpikir dalam berfikir. Walaupun perlu membutuhkan waktu untuk mengelola pikiran dari yang terbiasa berfikiran negatif berubah selalu berfikiran positif. Perlunya melatih mengelola otak dan hati agar mampu mengubah pola pandang. Psikolog juga menyarankan untuk melatih otak dengan fokus pada hal-hal baik dalam hidup, seperti mencatat tiga hal yang kita syukuri setiap hari. Dengan demikian, kita dapat memperkuat pikiran positif dan secara bertahap mengurangi pengaruh pikiran negatif dalam hidup kita.
Oleh: Siti Khodijah, S.Ag., M.Psi
Yuk, kita biasakan mengenali pola pikir kita biar lebih mudah berpikir positif. Pikiran yang positif bikin hidup lebih tenang dan bahagia, dan energi positif itu bisa menular ke orang lain.