Marriage is scary dapat diartikan “Pernikahan Itu Sesuatu Yang Menakutkan” atau bisa juga diartikan menikah itu sesuatu yang menyeramkan bagi sebagian orang, terutama bagi kalangan para pemuda dan pemudi yang belum siap untuk menikah dan menjalani kehidupan rumah tangga.
Selain dari kalangan para pemuda dan pemudi yang belum siap menikah, ada juga yang menganggap dan merasakan sendiri, bahwa “Marriage Is Scary” itu sesuatu yang benar-benar terjadi dalam kehidupan mereka sendiri. Mereka itu adalah orang-orang yang sedang menjalani hiruk-pikuknya berbagai persoalan rumah tangga sehari-hari yang mereka hadapi, namun tidak semuanya, mungkin hanya segelintir orang saja yang merasakan seperti itu.
Namun yang lebih mencengangnya lagi adalah orang-orang yang telah bercerai. Sehingga mereka berfikir ulang untuk menikah lagi, karena sudah merasakan bagaimana rasanya bercerai dengan pasangan mereka (takut bercerai lagi), yang dulu sebelum menikah hanya fokus mengumpulkan bekal finansial untuk mengadakan acara pernikahan, tanpa menghiraukan dan mempedulikan bekal kesiapan menikah yang lainnya, yang jauh lebih penting dari sekedar menyiapkan bekal finansial.
Kemudian yang menjadi pertanyaan di dalam benak kita saat ini ialah, mengapa pernikahan itu sesuatu yang menakutkan atau menyeramkan?, karena menikah itu butuh berbagai kesiapan mulai dari kesiapan ilmu yang terutama, butuh kesiapan mental, butuh kesiapan finansial dan kesiapan lain-lainnya. Perlu diingat bahwa, menikah dan berumah tangga, bukan hanya sekedar menjalani romantisme atau melampiaskan hawa nafsu syahwat dengan pasangan, akan tetapi lebih dari sekedar itu.
Menikah itu bukan suatu pekerjaan yang kita jalani setahun, dua tahun, atau seperti satu periode kepemimpinan presiden maupun kepala daerah, tidak!. Tetapi menikah itu sesuatu yang dijalani hingga seumur hidup atau hingga akhir hayat hidup kita di dunia ini. Makanya tidak jarang banyak terjadi kasus perceraian, mulai dari hal-hal yang sepele, atau sebab-sebab lainnya yang lebih besar, seperti masalah perselisihan dan pertengkaran terus-menerus, masalah ekonomi, masalah kekerasan dalam rumah tangga, masalah perselingkuhan, ditinggal bekerja ke luar negeri oleh pasangan, dan sebab-sebab lainnya.
Jadi, jangan hanya sibuk memikirkan satu hari akad dan resepsi pernikahan. Padahal, ada yang jauh lebih utama dari sekedar menyiapkan bekal finansial yaitu sibuk menyiapkan bekal ilmu pra nikah dan pernikahan, karena akan ada ribuan hari yang akan kita lewati hingga akhir hayat hidup kita, karena ada perjuangan maupun rintangan yang akan kita hadapi di tengah perjalanan ke depannya, entah itu berupa kerikil kecil yang mengenai rumah tangga kita atau hantaman badai yang mengenai bahtera rumah tangga kita, kita tidak tahu persis seperti apa persoalan yang dapat terjadi dalam mengarungi bahtera rumah tangga kelak.
Maka, bagaimana caranya, supaya marriage is scary ini mampu kita hadapi dengan cara yang tenang dan sudah punya amunisi atau bekal, apabila sewaktu-waktu timbul gejolak di dalam mengarungi bahtera rumah tangga kelak. Konflik rumah tangga merupakan hal wajar dan sering dialami setiap pasangan. Karena tidak ada rumah tangga yang tanpa masalah. Bahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah mengalami hal itu. Lantas, bagaimana cara Rasulullah menyelesaikannya dengan istri?.
Melansir dari laman www.haibunda.com, dikisahkan seorang istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membawa nampan makanan dan hendak menjamu Rasulullah. Tentu hal ini wajar bila seorang istri menyajikan makanan bagi suaminya. Namun, Aisyah terbakar cemburu dan memukul nampan itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para tamu-tamu yang melihat kejadian itu, “Ibu kalian sedang cemburu, biasalah!” ungkapan tersebut langsung meredakan suasana dan kejadian itu.
Begitulah salah satu cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapi berbagai masalah dalam rumah tangga sehari-hari bersama istri-istrinya. Bawaannya selalu tenang dan bersikap adil serta sikap baik lainnya yang beliau miliki.
Maka, bagi para pemuda dan pemudi seharusnya tidak menjadikan pernikahan suatu hal yang menakutkan dan menyeramkan (marriage is scary), akan tetapi menjadikan pernikahan itu sesuatu yang bernilai ibadah di sisi Allah subhanahu wa ta’ala dan menjadikan sebagai wadah untuk saling memahami dan melengkapi dengan pasangan, bahwa pernikahan tidak luput dari berbagai masalah yang menghantamnya. Wallahu Ta’ala A’lam.
Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita. Baarakallahu Fiikum.