KONSEP AL-QUR’AN dan sunnah  UNTUK SESEORANG SAAT SEMPIT RIZQI

Sesungguhnya rizki ada di tangan Allah semata. Dia lapangkan dan menyempitkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki. Pastinya dengan hikmah dan keadilan-Nya. Maka betatapun usaha dilakoni seseorang dalam mencari rizki, tidak diperolehnya kecuali sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan untuknya. Sebaliknya, betapa besar usaha orang untuk menghalangi sampainya rizki kepadanya maka rizki itu akan tetap diperolehnya sebagaimana tidak ada penghalangnya.

أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia pula yang menyempitkan rezeki itu. Sungguh yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman (QS. Al-Ruum: 37)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajari zikir sesudah shalat

اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Ahmad 17437: Ya Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engaku cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan bila dibandingkan dengan-Mu”

Sesungguhnya jatah rizki seperti jatah umur. Tidak akan habis, jika belum sampai habis ajal. Sehingga kita tidak akan terlalu bersedih dan berduka dalam kehidupan dunia ini. Walau harus tetap berusaha dengan mempercayakan kepada Allah. Rasulullah saw bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ

Sunan Ibnu Majah 2135:“Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rizki! Ketahuilah, sesungguhnya seorang jiwa tidak akan mati kecuali telah sempurna rizkinya. Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rizki. Ambil yang halal dan tinggalkan yang haram.”

Maka kewajiban hamba dalam rizki ini ada dua perkara: Pertama, mengusahakan sebab yang dibolehkan syariat untuk memperoleh rizki yang halal. Kedua, ridha dengan pembagian Allah kepadanya karena hakikat ketetapan Allah atas hamba mukmin adalah baik. Rasulullah saw.

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Shahih Muslim 5318: perkara orang mu`min mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mu`min, bila diberi kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah ia bersabar dan sabar itu baik baginya.”

Perlu dipahami, hakikat kebahagiaan di dunia ini bukan semata dengan banyaknya harta. Sesungguhnya kebahagiaan itu dengan iman, qana’ah, dan ridha dengan pembagian Allah Ta’ala. Hal ini berdasarkan firman Allah swt:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Nahl: 97)

Balasan Hayah Thayyibah berlaku pada kehidupan dunia. Bentuknya berupa tenangnya hati dan tentramnya jiwa serta tidak disibukkan dengan godaan-godaan yang memalingkan hatinya. Rasulullah bersabda:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

Shahih Muslim 1746: ” Sungguh amat beruntunglah seorang yang memeluk Islam dan diberi rizki yang cukup serta qana’ah terhadap apa yang diberikan Allah.”

Saat mendapati hidup sempit dan kekurangan rizki ada beberapa sikap yang harus diambil:

  1. Menambah sifat qana’ah (Merasa cukup dan ridha dengan pemberian Allah). Seorang muslim dilarang putus asa dalam mencari rizki.

لَا تَيْئَسَا مِنْ الرِّزْقِ مَا تَهَزَّزَتْ رُءُوسُكُمَا فَإِنَّ الْإِنْسَانَ تَلِدُهُ أُمُّهُ أَحْمَرَ لَيْسَ عَلَيْهِ قِشْرٌ ثُمَّ يَرْزُقُهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ

Sunan Ibnu Majah 4155: “Janganlah kalian berputus asa dari rizki Allah selama kepala kalian masih bergerak. Karena sesungguhnya manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah, tidak memiliki suatu apapun, lalu Allah ‘azza wajalla memberinya rizki.”

  • Mengusahakan sebab datangnya rizki sambil bertawakkal kepada Allah Ta’ala. Rasulullah bersabda:

لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

Sunan Ibnu Majah 4154: “Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Dia akan memberi rizki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rizki terhadap burung, ia pergi dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang.”

  • Melaporkan kesusahannya kepada Allah dengan berdoa dalam shalat, khususnya qiyamulail.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaahaa: 132)

  • Meningkatkan taubat dan memperbanyak istighfar. Rasulullah saw bersabda;

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ وَلَا يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمُرِ إِلَّا الْبِرُّ

“Musnad Ahmad 21352: “Seseorang itu terhalang dari rizki karena dosa yang dilakukannya, tidak ada yang menolak takdir selain doa dan tidak ada yang menambahi umur selain kebaikan.”

مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Sunan Abu Daud 1297: “Barang siapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah pasti akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari segala kegundahan serta Allah akan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka.”

DO’A HARIAN

بِسْمِ اللَّهِ آمَنْتُ بِاللَّهِ اعْتَصَمْتُ بِاللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Musnad Ahmad 441: Dengan Nama Allah, aku beriman kepada Allah, berpegang teguh kepada Allah, bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan upaya kecuali dari Allah)

Niscaya diberi rizqi lebih baik dari tempat keluarnya dan dihindarkan dari keburukan selama keluarnya.”

WallahuA’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *