Makan Sambil Ngobrol, Bolehkah?

Terkadang sebagian orang menganggap bahwa makan sambil ngobrol itu merupakan adab yang tidak baik, karena beranggapan ketika dia makan dan ngobrol, bisa membuatnya tersedak. Bagaimana Islam memandang permasalahan ini?

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلَ أَهْلَهُ الْأُدُمَ، فَقَالُوا: مَا عِنْدَنَا إِلَّا خَلٌّ، فَدَعَا بِهِ، فَجَعَلَ يَأْكُلُ بِهِ، وَيَقُولُ: «نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ، نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ»

Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah meminta istrinya untuk diambilkan lauk. Mereka menjawab, “Kami tidak punya lauk apapun selain cuka.” Beliau tetap minta diambilkan cuka, dan makan dengan lauk cuka dan berkata, “Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka.”[1]

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,

وَفِيهِ اسْتِحْبَابُ الْحَدِيثِ عَلَى الْأَكْلِ تَأْنِيسًا لِلْآكِلِينَ

Dan dalam hadist ini terdapat anjuran untuk berbicara ketika makan, untuk membuat suasana akrab bagi orang-orang yang ikut makan.[2]

Imam An-Nawawi rahimahullah membuat sebuah bab di dalam kitabnya Al-Adzkar:

بابُ استحباب الكَلامِ على الطَّعام :

Bab dianjurkan berbicara ketika makan.

فيه حديثُ جابر الذي قدَّمناه في باب مدح الطعام

Mengenai ini terdapat sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Jabir radhiyallahu ‘anhu sebagaimana yang telah kami kemukakan pada “bab memuji makanan”.

قال الإِمام أبو حامد الغزالي في “الإِحياء”: من آداب الطعام أن يتحدَّثوا في حال أكله بالمعروف، ويتحدّثوا بحكايات الصالحين في الأطعمة وغيرها.

Imam Abu Hamid Al-Ghazali dalam kitab Al-Ihya berkata,” bahwa termasuk adab makan adalah membicarakan hal-hal yang baik ketika dia makan, dan membicarakan kisah orang-orang yang sholeh dalam makanan dan sebagainya.”[3]

Oleh sebab itu, anggapan sebagian orang yang mengatakan dilarang berbicara ketika makan adalah hal yang tidak tepat, justru hal itu dianjurkan karena baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara ketika sedang makan dan para ulama pun menganjurkan berbicara yang baik-baik ketika makan.

Hanya saja mungkin maksud orang tua dulu melarang berbicara sambil makan agar tidak tersedak ketika sedang makan, karena jika dia tersedak akan menimbulkan rasa perih di dada. Begitu juga seseorang bisa batuk-batuk ketika dia tersedak, maka dari itu orang tua dulu melarang berbicara ketika sedang makan. Dan memang seharusnya seseorang tidak berbicara di saat dia mengunyah makanan, karena bisa mengakibatkan tersedak dan batuk-batuk ataupun makanannya jatuh ke lantai dan mengotori makanan yang dia makan tersebut, maka hendaklah menghindari berbicara ketika mengunyah makanan dalam rangka ihtiyat (kehati-hatian).

Semoga bermanfaat.

***

Oleh: Fastabikul Randa Ar-Riyawi


[1] HR. Muslim no. 2052

[2] Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, jilid 14 halaman 7

[3] Al-Adzkar, jilid 1 halaman 392

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *