Lakukan Tes ini Untuk mengukur sub-Kategori Gangguan Kecemasan yang Kamu Alami!

Cemas dan takut merupakan gangguan kecemasan yang sering dialami dalam diri setiap individu di kehidupan sehari-hari. Apakah gangguan kecemasan dan takut merupakan hal yang normal?

Perasaan cemas dan takut merupakan hal yang normal ketika kamu mengalami situasi yang mengancam keselamatan diri kamu sendiri, seperti ancaman bom, kerusuhan antar kampung. lantas apakah gangguan kecemasan bisa bersifat abnormalitas? Tentu saja perasaan cemas dan takut tanpa sebab atau reaksi yang sangat berlebihan terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi ini dikategorikan abnormalitas. Seperti cemas atau takut berlebihan ketika akan mengikuti ujian, sehingga tak sanggup untuk berfikir lagi dan mengalami serangan panik.

Biasanya ciri-ciri orang yang mengalami gangguan kecemasan bisa menimbulkan reaksi fisik juga. Seperti meningkatnya detak jantung, berkeringat dingin, perut tiba-tiba mules, gemeteran, sesak nafas, sakit di dada, mual-mual, tangan terasa gatal. Biasanya individu juga akan merasa pusing, derelisiasi atau depresonalisasi.

Tentunya hal diatas kita pernah mengalaminya ketika sedang melakukan interview untuk melamar sebuah pekerjaan, berbicara didepan umum,  mengambil keputusan, menghadapi sidang skripsi dsb. Walaupun setiap individu pastinya mempunyai ukuran yang berbeda dalam menyikapi hal yang ia hadapi.

Di sini kita akan mengukur dan menilai seberapa jauh seseorag mengalami kecemasan, di bawah ini terdapat skala untuk mengukurnya.  Skala ini awalnya diciptakan pertama kali oleh Janet Taylor pada tahun 1953. Skala ini terdapat 29 pertanyaan dengan dua alternatif jawaban, yaitu “Ya” dan “Tidak”. Setiap jawaban “Ya” bernilai = 1, sedang jawaban “Tidak” bernilai = 0. Setelah mengisi semua pertanyaan ini, jumlahkanlah seluruh skor yang diperolehnya, kemudian bandingkan dengan katogori di bawah ini.

Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS)

NOPernyataan-PernyataanYaTidak
1Saya merasa tidak cepat lelah  
2Saya Sering Merasa Mual  
3Saya lebih tenang bila dibandingkan dengan orang lain  
4Saya jarang sakit kepala  
5Saya sering merasa tegang pada waktu bekerja  
6Saya mengalami kesukaran untuk melakukan konsentrasi ketika sedang menanggapi suatu masalah  
7Saya risau bila memikirkan masalah keuangan dan pekerjaan  
8Tangan saya sering terasa gemetar  bila mencoba mengerjakan sesuatu  
9Kalau terjadi sesuatu pada diri saya, saya tidak mudah tersipu-sipu seperti kebanyakan orang lain  
10Saya mengalami mencret sekali atau lebih dalam sebulan  
11Saya khawatir akan terjadi kesulitan yang menimpa diri saya  
12Saya sering megalami mimpi yang menakutkan pada waktu tidur malam hari  
13Tangan dan kaki saya biasanya cukup hangat  
14Ketika saya merasa malu, kadang-kadang keringat saya bercucuran, hal ini sangat menjengkelkan saya  
15Saya jarang berdebar-debar maupun bernapas tersenggal-senggal  
16Saya merasa lapar hampir setiap saat  
17Saya jarang mengalami sakit perut  
18Kadang-kadang saya tidak bisa tidur karena mengkhawatirkan sesuatu  
19Tidur saya sering terganggu dan tidak nyenyak  
20Saya mudah merasa malu  
21Saya lebih merasa sensitif (peka) daripada kebanyakan orang  
22Saya mudah menangis  
23Saya sering mengkhhawatirkan diri saya sendiri  
24Saya menginginkan kebahagiaan seperti orang yang saya lihat  
25Saya sering mencemaskan sesuatu atau pun orang lain  
26Saya selalu merasa gembira setiap saat  
27Pada waktu-waktu tertentu saya merasa gelisah, sehingga saya tidak dapat ketenangan  
28Saya sering merasa bahwa saya dihadapkan pada banyak kesulitan yang tidak dapat saya selesaikan  
29Saya sering merasa tegang  

Interpretasi Skor

Skor total 0 – 6           : Memiliki kecemasan kategori rendah

Skor total 7 – 15         : Memiliki kecemasa kategori sedang

Skor total 16 – 29       : memiliki kecemasan kategori tinggi

Apabila kamu berada di posisi mengalami gangguan kecemasan yang tinggi sehingga berdampak pada kehidupan dan aktivitas sehari-hari bahkan berpengaruh kepada kesehatan fisik, maka janganlah dibiarkan tanpa penanganan yang tepat. Segeralah berkonsultasi kepada psikoterapi atau ke dokter. Sehigga gejala yang kamu alamai dapat kembali normal.

Semoga Bermanfaat….

Oleh: Khodijah Khalil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *