Akhlak Dalam Bekerja Menurut Islam

Seorang muslim diperintahkan untuk bekerja di dalam Islam karena dengan bekerja bisa mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan tidak meminta-minta kepada orang lain. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk bekerja, diantaranya adalah :

Allah berfirman :

فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ ۖ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan. (QS. Al-Ankabut : 17).

Imam Hafidzuddin rohimahullah berkata di dalam kitab tafsirnya Madaarikut Tanziil wa Haqaaiqut Ta’wil :

فإنه هو الرزاق وحده لا يرزق غيره

Sesungguhnya Dia (Allah) adalah pemberi rizki satu-satunya, tidak ada yang bisa memberi rizki selain-Nya. (Madaarikut Tanziil wa Haqaaiqut Ta’wil, jilid 2 halaman 669).

Allah berfirman :

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al-Jumu’ah : 10).

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. At-Taubah : 105).

Namun, ada etika-etika yang harus diperhatikan dalam bekerja :

1. Bermu’amalah dengan teman kerja

Dalam bekerja, tentunya tidak terlepas dari berinteraksi dengan teman-teman yang bekerja dalam satu perusahaan atau PT. Oleh sebab itu seorang muslim hendaknya memperhatikan bagaimana dia bermu’amalah dengan teman kerjanya.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah :

A. Kerjasama tim

Allah berfirman :

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah : 2).

Jika seorang muslim bekerja sama dalam bekerja, maka akan menghindarkan seseorang dari perpecahan dan akan mendatangkan manfaat yang bagus untuk kelangsungan pekerjaannya. Akan tetapi, jika sesama karyawan tidak mau bekerja sama dalam bekerja, bisa saja memunculkan masalah karena komunikasi yang buruk antar karyawan.

B. Keterbukaan mengenai perusahaan tempat bekerja

Atasan dan bawahan dalam perusahaan harus saling terbuka dalam segala hal, baik dalam masalah projek yang dikerjakan, keuangan dan segala bentuk pekerjaan yang berkaitan dengan kemajuan suatu perusahaan. Hal ini dilakukan agar perusahaan tersebut maju dan karyawan yang bekerja di dalamnya tau mengenai semua yang ada di dalam perusahaan tempat dia bekerja. Sebab, jika antara sesama pekerja ataupun atasan dan bawahan tidak saling terbuka, maka perusahaan tersebut bisa menjadi hancur karena ketidakterbukaan tersebut.

Untuk itu, kejujuran dalam bekerja sangat diperlukan untuk kelangsungan perusahaan ke depannya. Jujur dalam masalah apapun mengenai perusahaan tempat dia bekerja.

Allah berfirman :

طَاعَةٌ وَقَوْلٌ مَعْرُوفٌ ۚ فَإِذَا عَزَمَ الْأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ

Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. (QS. Muhammad : 21).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا

Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. (HR. Muslim, hadist no. 2607).

C. Akhlak kepada sesama teman kerja

Sesama rekan kerja hendaknya saling menghormati, menghargai dan tidak saling menjatuhkan. Karena jika di dalam pekerjaan sudah dirasuki iri dan dengki, maka akan memunculkan untuk menjatuhkan orang lain. Padahal Islam melarang berbuat dengki kepada orang lain.

Dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا، وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ

Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi! Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sedang ditawar orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka dia tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya. Takwa itu di sini beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika dia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap orang Muslim, haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya atas muslim lainnya. (HR. Muslim, hadist no. 2564).

Untuk itu, sesama teman kerja tidak boleh saling iri dan dengki, apalagi tidak saling bertegur sapa satu dengan yang lainnya. Karena jika hubungan dengan sesama teman kerja tidak baik, bagaimana mungkin pekerjaan yang dikerjakan bisa fokus dan bagus hasilnya.

Tidak ada manusia yang terlepas dari cela, karena mencari manusia tanpa salah, maka selamanya tidak akan menemukannya.

Fudhail bin Iyadh rohimahullah berkata :

مَنْ طَلَبَ أَخًا بِلَا عَيْبٍ بَقِيَ بِلَا أَخٍ

Barangsiapa yang mencari teman tanpa cela (aib), maka selamanya dia tanpa teman.

Artinya tiada manusia tanpa salah, bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiripun punya salah dan langsung ditegur oleh Allah melalui surat Abasa. Hanya saja perbedaan kita dengan beliau, ketika beliau berbuat salah, maka beliau tidak berdosa karena beliau maksum. Tapi ketika kita yang berbuat salah, maka bisa mendatangkan dosa di sisi Allah jika kesalahan yang diperbuat melanggar perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jaga hubungan baik dengan teman kerja, bertegur sapa dan berteman dengan baik dan hilangkan sifat iri dan dengki, karena sifat iri dan dengki akan menimbulkan kemudharatan bagi dirinya sendiri di kemudian hari, sebab Allah tidak menyukai sifat iri dan dengki.

2. Bermu’amalah dengan sang pencipta (Allah)

Dalam dunia kerja, seorang muslim bukan hanya dituntut untuk bermu’amalah (berinteraksi) dengan manusia saja, akan tetapi juga berinteraksi dengan Allah, karena Allah lah yang Maha memberi rezeki.

Apabila perintah Allah tidak dilaksanakan, lantas meminta sesuatu kepadanya, boleh jadi Allah menunda pemberian tersebut atau mempersulitnya, karena seorang manusia tidak mau melaksanakan perintah-Nya.

Allah berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat : 56).

Allah berfirman :

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al-Jumu’ah : 10).

Oleh karnanya, seorang muslim harus mendahulukan ibadah daripada kerja, jangan sampai pekerjannya tersebut bisa melalaikannya untuk beribadah kepada Allah, karena kunci dari segalanya itu adalah ibadah. Jika ibadah kepada Allah tak dilaksanakan, maka jangan harap pekerjaan dan urusan bisa dilaksanakan dengan mudah, sebab tidak melaksanakan perintah yang Kuasa. Bagaimana mungkin semua urusan ingin lancar sedangkan apa yang diperintahkan oleh yang memudahkan urusan itu sendiri tidak dilaksanakan? Kerjakan perintah Allah, niscaya semua urusanmu akan dimudahkan oleh Allah insyaAllah.

Kesimpulan :

1. Dalam bekerja perlunya Kerjasama antar tim agar suatu pekerjaan bisa lancar dan perusahaan tempat pekerjaan bisa maju. Tentunya tidak terlepas dari nilai-nilai yang ditentukan oleh Islam seperti tolong menolong dan sebagainya.

2. Berhubungan baik dengan sesama rekan kerja sangat diperlukan dalam kenyamanan melaksanakan pekerjaan.

3. Tidak terbuai dengan pekerjaan, sehingga lupa kepada akhirat. Akan tetapi yang benar itu adalah bekerja itu harus dibarengi dengan ibadah. Jika sudah waktunya beribadah, maka semua pekerjaan ditinggalkan dan laksanakan ibadah, setelah itu barulah kembali bekerja seperti sediakala.

4. Hubungan dengan manusia perlu dijaga, menghilangkan sifat iri dan dengki dalam bekerja, serta adanya keterbukaan dalam pekerjaan, dalam hal apapun yang menyangkut pekerjaan harus saling terbuka dan tidak boleh ditutup-tutupi.

5. Bahwa bekerja itu sebuah kewajiban bagi manusia, namun juga tidak boleh melupakan kewajiban utama kepada Allah, yaitu mengerjakan ibadah kepada Allah sebagai bentuk syukur kepada-Nya, karena tidaklah Allah menciptakan jin manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya.

Semoga bermanfaat.

Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *