Islam adalah agama yang sempurna, segala sesuatu diajarkan di dalam Islam, dari hal yang dianggap spele oleh kebanyakan orang sampai masalah yang paling besar. Itulah indahnya Islam, di mana Islam penuh dengan aturan. Segala sesuatu dikerjakan sesuai aturannya, tidak asal-asalan, namun ada tuntunannya dari baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Salah satu adab yang diajrkan di dalam Islam adalah adab bersendawa, bagaimana jika dia bersendawa di depan banyak orang, apakah ini sesuai dengan yang dijarkan Islam atau tidak? Apakah ini beradab atau tidak? Hal ini diatur di dalam Islam melalui yang dicontohkan oleh baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Ibnu Umar rodhiyallahu ‘anhuma berkata :
تَجَشَّأَ رَجُلٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: كُفَّ عَنَّا جُشَاءَكَ فَإِنَّ أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِي الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ القِيَامَةِ
Ada seorang lelaki yang bersendawa di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tahan sendawamu di hadapan kami. Karena orang yang paling sering kenyang di dunia, paling lama laparnya kelak di hari kiamat. (HR. At-Tirmidzi, hadist no. 2478).
Imam At-Tirmidzi rohimahullah mengomentari hadist di atas di dalam kitabnya Sunan At-Tirmidzi :
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الوَجْهِ
Hadist ini derajatnya Hasan Ghroib dari jalur ini. (Sunan At-Tirmidzi, 4 halaman 230).
Di dalam Mauqi’ul Islam Sual wa Jawab, pengarang menuqil perkataan Syekh Al-Mubarokfuri rohimahullah di dalam kitabnya Tuhfatul Ahwadzi bi syarahi Jaami’ At-Tirmidzi :
قوله: (كف عنا) أمر مخاطب من الكف بمعنى الصرف والدفع، وفي رواية شرح السنة: أقصر من جشائك، (جشاءك) بضم الجيم ممدود، أو النهي عن الجشاء هو النهي عن الشبع ; لأنه السبب الجالب له
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : (tahanlah sendawamu agar tidak terdengar oleh kami) adalah perintah untuk menahan, maksudnya mencegah sendawanya. Dan di dalam riwayat lain sebagaimana disebutkan di kitab Syarhus Sunnah : “kurangi sendawamu!”. Atau hadist ini juga melarang untuk sendawa, maksudnya larangan untuk makan terlalu kenyang. Karena makan terlalu kenyang akan menyebabkan sendawa. (Mauqi’ul Islam Sual wa Jawab, jilid 7 halaman 716).
Kenapa Rasulullah melarang bersendawa di depan banyak orang?
Karena itu merupakan adab seorang muslim, dan terkadang orang yang mendengarnya juga merasa risih dan berpikiran bahwa yang bersendawa tersebut tidak sopan dan sebagainya.
Selain itu juga, bersendawa ditimbulkan karena makan yang terlalu kenyang, dan hendaknya tidak makan dan minum berlebihan. Makan kenyang tidaklah dilarang, namun jika terlalu kenyang bisa menimbulkan mudorot bagi dirinya sendiri seperti susah bernafas, susah berdiri ataupun bergerak sedikit saja tidak mengenakkan anggota badan. Efek terlalu kenyang juga bisa membuat seseorang menjadi malas, malas beribadah, malas beraktifitas dan bawannya ngantuk dan pengen tidur.
Imam Al-Munawi rohimahullah berkata di dalam kitabnya At-Tafsir bi Syarhil Jaami’ As-Shogir :
لِأَن من كثر أكله كثر شربه فَكثر نَومه فكسل جِسْمه
Karena orang yang banyak makan dan minumnya, maka dia akan banyak tidurnya dan menjadi malaslah badannya. (At-Tafsir bi Syarhil Jaami’ As-Shogir, jilid 1 halaman 312).
Maka dari itu baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk makan terlalu kenyang, dan hendaknya dia makan sesuai dengan porsi yang ditetapkan, sebagaimana yang disebutkan oleh baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam hadist yang lain.
Nah, bersendawa itu juga tidak dilarang, namun baginda Rasulullah melarang bersendawa di depan orang banyak untuk menjaga adab sebagai seorang muslim dan hukumnya tidaklah haram, hanya menjaga adab saja di depan banyak orang.
Hukum Bersendawa :
Di dalam Mauqi’ul Islam Sual wa Jawab disebutkan :
والتجشؤ بصوت مرتفع ليس محرمًا، وإنما يعد فعله خلاف الأدب، إن كان بحضرة الآخرين، حتى لا يتأذوا من الصوت والرائحة
Dan sendawa dengan suara keras tidaklah haram, hanya saja perbuatan ini tidak sesuai adab. Terutama ketika ada orang lain, sehingga mereka tidak terganggu dengan suara dan baunya. (Mauqi’ul Islam Sual wa Jawab, jilid 7 halaman 716).
Oleh sebab itu hukumnya bukanlah haram, hanya saja menjaga adab itu diutamakan di dalam Islam, maka dari itu baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang bersendawa keras di depan banyak orang dan hendaknya seorang muslim menjauhi perbuatan seperti ini dalam rangka menjaga adab di hadapan orang banyak.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi