Semakin Minim Ilmu Semakin Banyak yang Ingkar

Selama nafas masih berhembus, menuntut ilmu merupakan kewajiban manusia selama hidup di muka bumi.

Apabila kamu berambut sangat hitam, artinya kamu pada diposisi usia yang sangat muda. Hal ini menegaskan bahwa usia yang paling tepat untuk menuntut ilmu adalah usia muda, agar ada kesempatan baginya untuk menerapkan ilmu yang dipelajarinya. Karena ilmu itu untuk diamalkan. Dengan ilmu dapat mengantarkan manuisa kepada Allah.

Dalam menuntut ilmu tidak mengenal batasan usia, banyak sekali manfaat yang kita dapatkan dalam menuntut ilmu, seperti: Allah akan merontokkan dosa-doa bagi orang yang sedang menuntut ilmu, dengan menuntut ilmu kita bertemu dengan orang-orang baru, dari situ kita bisa menciptakan silaturrahmi antara manusia.

Syeikh Yusri hafidzahullah ta’ala wa ro’ah mengatakan: semakin banyak orang mepelajari fikih para ulama’ ahli madzhab, maka semakin luas pula dadanya untuk menerima perbedaan pandangan dari para ulama’ tersebut. Karena mereka para ulama’ juga sama-sama memiliki dasar yang sama di dalam mengambil hukum, yaitu al-Qur;an dan Sunnah.

Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa golongannyalah yang paling benar, sedangkan golongan yang lain salah, dan tempatnya di neraka. Dengan mengatakan golongan yang bermadzhab lain salah menunjuukan minimnya ilmu yang dia pelajari.

Dengan mempelajari ilmu, membuat manusia mengerti dan memahami perbedaan satu sama lain, bukan saling menyalahkan dan berakibat terpecah belah suatu kelompok. Ilmu mampu membuat manusia semakin beradab, bukan malah menyalah gunakan ilmu dengan maksud tujuan tertentu dan merugikan banyak orang.

Tidak benar yang dilakukan oleh kaum wahabi, kursus tiga hari, langsung jadi muhaddits atau menjadi alim. Karena itulah mereka menyebabkan kejahilan di tengah umat.

Syeikh Abdullah Muhammad al-ghoniman menukil perkataan Imam Syafi’i dalam kitabnya Syarah Fathul Majid:

أخي لن تنال العلم إلا بستة سأنبيك عن تفصيلها ببيان ذكاء وحرص واجتهاد وبلغة وإرشاد أستاذ وطول زمان

Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara, akan aku kabarkan padamu perinciannya dengan jelas, kecerdasan, kemauan keras, semangat, bekal cukup (harta), bimbingan ustadz dan waktu yang lama. (Syarah Fathul Majid, Juz 107 Hal. 9)

Imam Syafi’i mengatakan: bahwasannya syarat menuntut ilmu itu ada 6, salah satunya yang di sebutkan paling akhir adalah membutuhkan waktu yang lama, tidak benar adanya menuntut ilmu beberapa hari kemudian menjadi orang yang hebat,

Imam Syafi’i berkata dalam kitab Sirajul Munir, yang ditulis oleh Syamsuddin:

من أراد الدنيا فعليه بالعلم ومن أراد الآخرة فعليه بالعلم

“barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya dengan ilmu. “

Mencari ilmu merupakan sebuah kunci untuk meraih dunia dan akhirat sehingga kedudukannya sangat penting untuk memajukan agama. Dakwah harus dengan ilmu, agar penyampaiannya mudah dan dipahami oleh yang lainnya.

Penutup:

Tidak masalah bagi kita untuk terus duduk belajar. Kita kosongkan diri untuk itu karena ilmu membutuhkan waktu yang sangat panjang. Untuk menjadi seorang dokter, memerlukan waktu bertahun-tahun lamanya baru bisa mengobati pasien, begitu juga di bidang hukum, pengacara tidak bisa berdiri di tengah-tengah pengadilan depan hakim kecuali setelah beberapa tahun berada di bawah bimbingan ahli. pengacara, membutuhkan waktu bertahun-tahun pula dan mendapatkan bimbingan para ahli.

Pelajar yang sedang berjuang menuntut ilmu janganlah tergesa-gesa ingin terkenal, dalam menuntut ilmu membutuhkan waktu yang panjang untuk menyampaikan ilmu sampai ia (benar) belajar.

Semoga bermanfaat

Penulis : Khodijah al-Khalil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *